Jumat, 25 September 2015

Perjalanan Dengan Mama

 
Satu koper kecil muatan terakhir akhirnya dengan susah payah masuk juga ke mobil minibus itu. Namun persoalan lain muncul, hanya 3 kursi yang tersisa dari 4 orang yang akan mengikuti perjalanan hari itu. Erna, putranya Johan, dan 2 rekan kuliahnya bersiap mengawali perjalanan panjang menuju kost-kostan di kota tempat mereka akan mengawali kuliah.

Yah...seperti layaknya seorang ibu yang perfeksionis, beragam barang kebutuhan kelengkapan rumah tangga yang sebenarnya bisa dibeli di kota tujuan dibawa serta, dispenser, rice cooker, kipas angin, sampai TV 32 inchi pun dibawa...Johan sebenarnya cukup dongkol dengan tingkah ibunya, namun memilih menuruti pasrah karena dia tahu persis tak ada gunanya menyanggah wanita bawel yang biasa dipanggilnya mama itu, sedangkan 2 teman kuliahnya sudah lebih dulu berada di kota tersebut, jadi tak terlalu banyak barang bawaan selain untuk kebutuhan pribadi...mereka hanya cengar cengir melihat wajah Johan yang menahan jengkel...mana ibunya mau ikut lagi,biasa...baru kali ini ia melepas anaknya pergi jauh meninggalkan keluarga, lagipula godaan surga belanja di kota tersebut terlalu kuat untuk membuatnya ikut dalam perjalanan tersebut. 

“Jadi gimana neh ma...dah gak muat , mama tinggal aja deh...atau terpaksa harus ada barang yang ditinggal neh”, ujar Johan...”enak aja,”...ujar Erna,disertai 1000 kata-kata lain menyembur bak peluru senapan mesin. Dua rekan Johan hanya bisa saling menatap menahan senyum, mereka sih tak punya beban karena bertugas sebagai supir...“Ya udah, kamu berdua sama mama, kamu pangku mama!” lanjut Erna...”what? ma....ini 7 jam perjalanan lho,kalo ditambah macet bisa 10 jam...pegel dong Johan”...jawab Johan yang biasa dipanggil Jo oleh ibunya.

Tapi Erna bukan wanita yang mudah menyerah...dengan wajah kecut, mau tak mau Johan pun menuruti kemauan ibu kandungnya tersebut, anggap saja bayar budi baik terhadap ibu yang telah membesarkannya dengan kasih sayang dan selalu menuruti keinginannya sebagai anak satu-satunya. Dia sangat dekat dengan ibunya di saat ayahnya yang pengusaha itu jarang ada di rumah. Lagipula tubuh ibunya cukup kecil dibanding dirinya, lebih pendek beberapa senti dan masih ramping pula, dia pikir dia akan kuat memangku mamanya itu.

“Duh...jadi ikan sarden dalam kaleng deh kita”, ujar Johan ketika dengan susah payah harus menerima beban dipangkuannya...”ah..cerewet kamu...ayo jalan Ndi”, jawab Erna..Andi, teman Johan satu SMA itu pun melepas pedal rem dan kendaraan meluncur mulus.


“Mama gak terlalu berat kan?”...tanya Erna kepada Johan, yang menjawab dengan malas...”ngga kok ma”,sambil mencoba memasang earphone di telinganya. Pada usia 41, tubuh Erna memang masih ideal dan proporsional, ia cukup rajin merawat tubuh dan aerobik, dan sering mengundang decak kagum rekan-rekan sejawat suaminya yang 1-2 ada juga yang mencoba mengusik kesetiannya.
 


Beberapa menit perjalanan ini berlalu, Erna mulai menyadari beberapa kesalahan...pertama, Johan bukanlah anak kecil lagi yang selalu ia manjakan, tapi telah menjelma menjadi lelaki yang siap memasuki gerbang kedewasaan, so...memilih dipangku anaknya yang tengah usia pubertas itu adalah tindakan bodoh, kedua...Ia hanya memakai daster rumahan yang relatif tipis dan selembar jilbab gaul sebatas leher, Erna memang menyukai kepraktisan dalam berpakaian, tapi hanya selembar kain daster dan celana dalam tipis yang membatasinya bersentuhan langsung dengan tubuh anaknya yang hanya memakai celana basket bermerk Adidas itu. Dan ketika mereka berguncang-guncang melewati jalanan berlubang, perlahan Erna merasakan sesuatu mendesak menekan belahan pantatnya, penis Johan perlahan tapi pasti mulai ereksi dan mengeras.

Erna sadar ia tak munkin memarahi Johan akan hal itu, apalagi di depan ada dua orang sahabat karibnya. Ia mencoba menahan guncangan dengan berpegangan pada kursi depan,namun tak mampu mencegah hempasan kembali pantatnya ke pangkuan Jo yang kini bagaikan tenda dengan tiang ditengah tegak sempurna.

“auh...pelan-pelan Ndi”, ujar Erna mengeluh,”iya tante...ini dah pelan kok, harusnya kita gak lewat sini neh,,parah rusaknya,mana padat lagi”,jawab Andi dengan mata berkonsentrasi ke depan. Padahal Erna hanya mengalihkan keadaan sebenarnya, ketika hempasan pantatnya tadi tepat mempertemukan mulut vaginanya dengan tonjolan kepala kemaluan anaknya yang pura-pura cuek mendengarkan musik dan menatap layar gadgetnya.

15 menit berlalu waktu berjalan sedemikian lambatnya bagi Erna, bukan karena jalan yang rusak, tapi menyadari suatu hal yang tabu bagaimana batang zakar anak kandungnya, Jo sedemikian besar dan keras,yang untungnya masih dibatasi kain pakaian...mendesak dan menggesek-gesek vaginanya yang dia rasakan...mulai basah.  

Tiba-tiba hp di dalam tas tanganya berbunyi, dengan segera ia buka tas itu dan ia ambil, sebuah pesan dari whatsapp dan ....dari Jo yang isinya...”Mama...kok basah sekali”, Erna menoleh ke belakang dan mendelik dengan wajah marah, lalu mencubit paha anaknya, Jo meringis menahan sakit namun terselip senyum dibibirnya. Namun kembali beralih ke depan menyenderkan kepala ke kursi supir,menyembunyikan kenyataan kalau ia pun merasakan kenikmatan dari situasi yang dialaminya saat itu. Tangan Jo mulai merayap ke pahanya, namun dipukul dan ditepis, sambil menoleh dan lagi-lagi berkata “jangan nakal kamu”, tapi kekeraskepalaan Jo yang warisan dari karakter ibunya itu membuatnya mencoba berkali-kali sampai akhirnya Erna memilih mendiamkan tangan Jo mengusap2 permukaan pahanya , terus ke arah lutut menggapai tepi daster mamanya dan menariknya sampai pertengahan paha Erna lalu kembali mengelus-elus sambil memijit-mijit ringan, ‘’nah...gitu dong Jo, mama dah pegel neh, enak kamu pijitin”, ujar Erna dengan suara sedikit aneh. Beberapa menit kemudian Jo berkata,”ma...keknya harus ganti posisi lagi deh, pegel neh ma, diri dikit dong,sebentar aja”, Erna dengan bertelekan Kursi depan dan hand grip di atas pintu mencoba bangkit setengah duduk, Johan beringsut sebentar dan seperti tengah membereskan sesuatu yang tidak bisa di lihat Erna dalam posisi seperti setengah duduk itu,”udah belum?” tanya Erna..”bentar lagi ma...bentar aja”, jawab Johan kembali bergeser-geser ringan, “entar ma ya”, ujarnya lagi sambil menahan pantat padat ibunya dengan satu telapak tangannya,sementara tangan lain menarik tepian belakang daster Erna sampai ke pangkal pahanya, Erna tak sempat protes,”yak...turun ma”, perintah Johan, Erna terbelalak kaget dan menutup mulut menahan teriakan ketika merasakan benda tumpul keras mendesak masuk ke liang senggamanya dengan paksa, ia terloncat namun tangan-tangan kuat memeluk perutnya dan mendudukannya paksa sehingga benda keras itu kian melesak dalam mengisi ruang sempit yang hangat dan basah walau agak tersendat.

“Jo...kamu ngapain..oouhh?” ujar Erna panik dan berbisik menoleh kebelakang..”I love you mam”...jawab Johan singkat dengan suara lirih. Erna mulai terisak menangis,tapi ia sembunyikan dengan kembali menyandarkan kepalanya ke kursi depan tempat Andi yang seolah tak terganggu dengan peristiwa tabu di belakang, terus berkonsentrasi memacu kendaraan sambil menggumam mengikuti senandung lagu. Erna menggigit jari jemari dengan tubuh bergetar menahan amarah dan ,,,,kenikmatan....Johan mulai aktif mengayun-ayunkan pinggulnya ke depan mengasah senjata biologisnya ke dinding lubang berlendir tempat ia dulu dilahirkan...ditambah getaran dan guncangan ringan mobil menambah sensasi kenikmatan, terlebih aktivitas terlarang itu dilakukan kepada ibunya sendiri ditengah situasi darurat dan didepan rekan-rekannya sendiri..what a heaven.


Erna mencoba mengatur nafas dan menerima kenyataan...kenyataan kalau anak kesayangannya telah beranjak dewasa, kenyataan kalau dirinya lah yang disadari atau tidak telah menggugah kedewasaan anaknya, kenyataan kalau dia sangat merindukan sentuhan pria setelah sekian lama hanya merasa sebagai pelengkap status lelaki yang menikahinya, kenyataan kalau dia sangat basah pertanda alam kalau dia pun terangsang hebat..

Johan terus memompa batang kontolnya, sambil tangannya bergerilya menyusup ke balik daster ibunya, mengusap-usap perutnya terus ke atas lalu menyusup ke balik bra mamanya, menangkap dua gundukan daging halus yang begitu besar dan berat ia rasakan sambil memuntir-muntir pucuknya, Erna tak melakukan perlawanan apapun selain makin aktif menggerakan pinggulnya ke kanan ke kiri dan setengah berbisik mendesah-desah. Johan memang merasakan hanya ibunya lah wanita satu-satunya yang iya kenal, sebagian besar waktunya habis bersama ibunda terkasih sejak masih kanak-kanak di saat kehadiran ayah yang ia dambakan terasa amat kurang, ia bisa berkeluh kesah apapun di depan ibunya termasuk ketika ia mengalami mimpi basah yang pertama, Erna menjelaskan secara detail dan menenangkannya di saat ia begitu ketakutan. Dan perlahan-lahan ia pun mulai memperhatikan ibunya, mengingat-ingat masa kecil ketika masih sering mandi bersama-sama.

mengingat-ingat detil lekak lekuk tubuh telanjang mama dan mulai mencuri-curi pandang, terlebih sang ibu sering tak begitu memperhatikan pakaian yang dipakai, kancing yang terbuka di bagian dada, keluar kamar mandi hanya berhanduk walau di sisi lain kalau keluar rumah selalu memakai pakaian yang religius...saat itulah timbul hasrat yang sebenarnya hampir semua anak lelaki merasakannya, namun rasa hormat dan seganlah yang mencegahnya berbuat lebih jauh,,,,sampai peristiwa tak diduga-duga ini terjadi. 

“10 kilo lagi kita ketemu rest area lagi nih,kita berhenti gak tante?”,tanya Andi memecah pertarungan tersembunyi di belakang...”iya deh, kita mampir aja, tante rasanya mau pipis lagi”, jawab Erna setengah merintih. Andi tidak menyadari kalau jari jemari Johan tengah meremas-remas dan memilin-milin payudara Erna di belakang, sementara di bagian bawah pusar kepala jamur penis Johan mengobrak abrik liang vagina ibunya . Dering Hp Erna kembali berbunyi...pesan whatsapp lagi “Ma....aku mau keluar nih, keluarin di dalam ya”,Erna panik dan menoleh ke belakang nyaris berteriak, namun sadar ada orang lain di depan, dia membalas whatsapp...”jangan Johan,kamu jangan nakal ah,” Johan menjawab...”tapi aku gak punya pilihan lain Ma...bentar lagi masuk rest area”..Erna bingung, tapi itu satu-satunya cara, tidak munkin membiarkan Johan ejakulasi di luar dalam kondisi seperti ini..Erna memilih pasrah dan membiarkan sesuatu yang juga mulai menggelora di setiap senti dinding vaginanya, sesuatu yang akan meletus...tinggal 5 kilo lagi selintas ia melirik ke rambu lalu lintas.

Satu tangan Johan turun ke bawah melewati pusar Erna terus mengusap rambut-rambut hitam dibawahnya dan ...mulai menggelitik klitorisnya..dalam waktu belasan detik tubuhnya mengejang diikuti dengan gelombang kontraksi dahsyat di dalam rongga vaginanya...wajahnya memerah dan matanya terbalik ke atas sambil meringis menggigit jari menahan erangan ekpresi kenikmatan orgasmenya...Johan yang merasakan lubang memek ibunya makin menyempit juga tak mampu bertahan lagi...segera ia peluk pinggul ibunya erat-erat,satu hentakan terakhir mengantar tsunami kecil semburan demi semburan sperma yang memenuhi paksa setiap sudut gua sempit itu dan mengetuk lembut mulut rahim di mana ia dulu pernah tinggal di dalamnya. Wajahnya dirapatkan ke punggung ibunya untuk menyembunyikan erangannya.

“nah...sampe juga”, ujar Andi ketika mobil itu masuk gerbang rest area, menyadarkan ibu dan anak yang tengah melayang terbuai puncak kenikmatan masing-masing. “hey...Ric,bangun lo,tidur aja lo ah, yuk kita ngopi”, ujar Andi lagi seraya membangunkan Rico. “Gak turun tante?” tanya Andi kepada Erna.”kalian turun aja dulu, tante masih kesemutan neh”, jawab Erna. “Oke tante”,Andi menyahut sambil berjalan keluar bersama Rico.

Menunggu setelah mereka cukup jauh, Erna segera menyambar tumpukan tisu, mengangkat dasternya sampai melewati pusarnya dan bangkit, suara “plop” berbunyi ketika penis Johan terlepas dari liang vagina Erna yang segera diikuti dengan lelehan sperma dan sempat jatuh di atas kepala penis anaknya yang masih keras berdiri itu, “liat kelakuan mu tuh”,ujar Erna seraya melap permukaan memeknya, sepertinya separuh box tisu habis dipakai untuk membersihkan lahar putih itu, tak terkecuali batang penis Johan pun tak luput dari sapuan tisu membuatnya menggelinjang karena ngilu. ”Dah...ayo kita bersih-bersih”, ujar Erna lagi sambil membetulkan bh nya, mengembalikan sepasang payudara montok itu ke mangkuknya . Dengan susah payah mereka keluar dari mobil dan segera menuju toilet.


Erna merasakan cairan sperma Johan keluar mulut vaginanya dan mengalir pelan melewati pahanya yang putih itu di sepanjang jalan menuju kamar mandi umum. Usai membersihkan diri mereka berdua lalu bergabung dengan Rico dan Andi, memesan minuman dan makanan siap saji untuk sekedar mengisi perut. Beberapa saat kemudian, Erna yang menyadari tidak mengenakan seutas benang pun di balik dasternya meninggalkan sekumpulan anak muda tersebut menuju mobil. Agak sedikit ribet ia mencari koper pakaiannya di antara tumpukan barang, namun perang bathin berkecamuk di benaknya...ia tertegun beberapa saat memikirkan hubungan terlarang ibu dan anak yang terjadi barusan, mengingat kembali detil-detil peristiwa yang seharusnya tak boleh terjadi, memikirkan orgasme dahsyat yang selama belasan tahun menikah hanya beberapa kali ia alami,tapi tak senikmat hari ini. Ia menarik nafas sambil menatap celana dalam terlipat dalam genggamannya....lalu perlahan ia kembalikan ke dalam kopor.

“cape bro abis mangku nyokap lo?” tanya Andi kepada Johan.”Ya lumayan sih...tapi mau bagaimana lagi”, jawab Johan terkesan lesu. “Apa perlu gue gantiin”? ujar Andi dengan tertawa kecil, ”ah...gak usah bro,biar gue yang berkorban deh ngerasain pegelnya”, jawab Johan. “Ah...klo mangku hot mom kek nyokap lo seh gue kuat aja bray”, kata Andi lagi sambil terkekeh diikuti senyuman lebar Rico. Johan memukul lengan Andi ringan, tertegun sejenak bertanya-tanya dalam hati...apakah Andi mengetahui aktivitas mereka di kursi belakang?ah...biarlah, sudah terlanjur ini. Tak lama kemudian Erna kembali bergabung, bersenda gurau sebentar dan akhirnya kembali bersiap melanjutkan perjalanan disaat hari sudah menjelang senja. 

“Jo...ganti posisi lagi ya, mama duduk menyamping aja”, pinta Erna. “Tapi kaki mama gak bisa bebas lo...harus nekuk gak apa-apa emangnya?” tanya Johan.”Udah,kita coba dulu “, ketus Erna. Dengan susah payah Erna berhasil duduk dengan punggung bersandar di pintu setelah dialasi bantal, pantatnya berada antara kedua paha Johan sementara telapaknya bersandar di antara barang-barang di sebelah anaknya duduk.”Nah..gini agak enakan dikit”, ujar Erna yang satu tangannya merangkul leher Johan,sementara satu tangan Johan merangkul pinggang ibunya,menahannya agar tak jatuh ke depan.

Erna tersenyum menatap wajah tampan putera semata wayangnya itu, ia ingin merasakan lebih dekat dengan anak yang akan meninggalkannya sekian lama. Mereka bercakap-cakap sepanjang perjalanan dimana hari mulai gelap dan di antara alunan musik yang diputar Andi, satu tangan Johan mulai mengelus-elus betis ibunya, terus menyelinap ke balik daster dan mengelus-elus paha mulus ibunya, Erna tak melakukan protes apapun, “Johan?” bisiknya seolah-olah protes ketika jari jemari Johan mulai menyisiri bulu-bulu tebal di antara selangkangan ibunya dan menelusuri sepanjang garis belahan vaginanya, agak surprise ia dapati celah kenikmatan tersebut telah basah....sangat basah.

”ohhs Jo”, desis Erna ketika jemari Johan mulai memainkan klitorisnya..matanya setengah tertutup dan mulai menggigit bibir,Johan yang merasa sudah memegang kendali terus memilin-milin dan mengorek-ngorek ringan benda kecil di belahan atas liang senggama Erna, ibu kandungnya yang kini mendesah-desah dan pantatnya bergeser kesana kemari. Dan Erna mendekap erat leher Johan dan menyembunyikan wajahnya di situ manakala 1 jari Johan mulai menyeruak paksa rongga vagina yang telah becek itu, mengorek-ngorek dan mengocoknya pelan, “ohs...Jo...kamu nakal..shhh”, desis Erna di telingan Johan.

Jo yang tengah dirasuki nafsu lalu kembali menyertakan 1 jarinya menyelusup lubang memek berlendir itu, dua jari kini memasturbasi Erna dengan gerakan yang kian liar dan cepat yang untungnya deru suara ban beradu dengan jalan dan alunan musik meredam suara kecipak kocokan jemari Johan. Sampai akhirnya Erna memeluk erat-erat leher Johan dan sekujur badannya mengejang, Jo sudah paham kalau ibunya yang sexy itu telah mencapai klimaksnya.

Sekian detik berlalu sampai tubuh Erna kembali relax... ”ouh...Jo..enak sekali Jo..sssh”, bisik Erna lirih sambil mengusap-usap dada anaknya. “enak sih enak...gimana dgn Johan neh ma?”, jawab Johan. Erna tertawa kecil, sedari tadi dia merasakan batang kemaluan Johan yang mengeras mendesak sisi pahanya. “biar mama atur nafas dulu ya,entar aja”... ujar Erna. “Oke...pegang badan mama Jo, mama mau atur posisi lagi”, Johan menarik pinggul mamanya sehingga Erna bisa berjongkok di atas pangkuannya, namun yang mengejutkan Johan, ibu kandungnya memutar tubuh menghadap Johan membelakangi kursi supir, tangannya masih merangkul leher Johan...”turunkan celanamu Jo..”, perintah Erna setengah berbisik..dengan beringsut Johan menurunkan celananya perlahan sampai mata kaki, Erna yang berjongkok menghadap Johan kembali berbisik...”angkat daster mama Jo”, Johan menggapai tepian bawah daster ibunya itu,menariknya hingga separuh pantat...

cukup untuk membebaskan vaginanya...lalu tanpa disuruh,ia arahkan senjata biologis yang telah tegak mengeras sempurna itu ke mulut vagina Erna, dan Erna pun perlahan tapi pasti menurunkan pantatnya...membiarkan alat kejantanan Johan menerobos masuk akibat tekanan berat tubuh Erna yang wajahnya meringis menahan sensasi senti demi senti kepala penis besar itu menginvasi organ kewanitaannya.

”oohs Jo...ahhss,” desisnya ketika seluruh batang kontol Johan habis tertelan dalam liang senggamanya...lalu perlahan tapi pasti mulai menaik turunkan tubuhnya. Pasangan ibu anak itu saling merintih dan mengerang menikmati hubungan melampaui batas yang tersembunyi dalam gelapnya suasana mobil yang terus melaju kencang. Tangan Johan mulai kreatif menyelusup ke balik daster Erna, hinggap di atas sepasang buah dada montok itu dan mengeluarkan dari penutupnya.

meremas-remas keras dan memelintir putingnya membuat ibunya kian berdesis dan merintih. Belum puas hanya sekedar meremas, tangan Jo keluar, membuka kancing daster Erna setelah menyibakkan jilbab yang menutupinya, mengeluarkan payudara berukuran 36 B tersebut dan menghisap putingnya..”,ohhs Jo...terus nak, isap susu mama...nghhh,isap terus kayak waktu kamu kecil...ahhhs” ceracau Erna. 

Johan dengan rakus menghisap,mengulum,menggigit ringan puting buah dada yang telah mengeras itu sambil terus menyambut ayunan pimggul ibunya, dua tangannya kini menyangga pantat Erna membantu gerakan naik turun, tentu saja ambil kesempatan meremas-remas pantat bahenol tersebut. Sekian menit berlalu dua insan itu mengejar puncak kenikmatan sampai akhirnya Johan berbisik kepada ibunya...”ma...Jo mau keluar nih”, “iya...mama juga...tahan bentar Jo...shh” jawab Erna. Johan yang mulai merasakan ngilu di sekujur batang kontolnya tanda sebentar lagi ejakulasi.

terus memompa lubang kewanitaan ibunya yang sepertinya agak sedikit lama mencapai orgasmenya setelah dionani jemarinya tadi, sampai kemudian muncul ide untuk memacu ibunya agar segera mencapai klimaks, satu jari telunjuknya ia tekan sedikit keras ke pintu anus Erna, dengan dibantu pelumas dari lelehan cairan vagina ibundanya ia gali perlahan lubang dubur mamanya yang setengah memekik dan mata menyipit hanya menampakan putihnya merasakan sensasi aneh dari ulah anak kandungnya itu.

Johan terus menusukan telunjuknya hingga tenggelam sempurna dan mulai mengocok-ngocoknya pelan, dan dampaknya...“oohs...Jo..mama keluarr...ohhs”, rintih Erna dengan tubuh bergetar dan kepala mendongak ke atas...”Jo keluar juga ma,ahss”,dan semburan demi semburan erupsi lahar putih hangat membanjiri liang vagina Erna yang masih berdenyut dilanda gelombang orgasme dahsyat. Sekian detik berlalu kedua insan itu mabuk dalam puncak kenikmatan masing-masing sampai kemudian perlahan-lahan gelombang surga itu kian mereda dan tubuh mereka kembali lemas, namun mereka masih terus berpelukan erat. Kelamin mereka masih menyatu dan jari telunjuk Johan pun masih tertanam di lubang anus ibunya.
“Lima kilo lagi kita keluar pintu tol, satu jam lagi kita sampe”, ujar Andi menyadarkan mereka berdua.

Dengan sedikit tergesa mereka mengatur posisi semula, Johan menarik kembali celana pendeknya sementara mamanya merapikan pakaiannya dan kembali duduk menghadap ke depan di atas pangkuan anaknya. Erna merapatkan kedua kakinya,berusaha mencegah lelehan benih terlarang anak kandungnya mengalir keluar. Setengah jam berlalu dan malam kian larut...”mm..Andi, kek nya udah terlalu malam nih, gimana klo kita cari penginapan aja,hotel apa losmen gitu”, usul Erna. “Gak masalah sih tante, kalo kos-kosan saya sama Rico sih deket-deket sini, Johan punya mah agak jauh deket kampus”, jawab Andi. “ya udah,kita cari hotel terdekat aja, mobil biar kamu bawa aja, besok pagi kamu jemput tante gimana?”ujar Erna lagi...”ok tan”, jawab Andi.

”Johan gimana ma?’’ tanya Johan. “Ya kamu temenin mama dong”, jawab Erna. Mereka akhirnya parkir di sebuah hotel, setelah menurunkan koper pakaian Erna dan Johan, Andi ditemani Rico yang masih mengantuk itu pergi meninggalkan mereka berdua. “ah...sampai juga akhirnya”, ujar Erna setibanya di kamar dan menurunkan barang,”kamu gak mandi Jo?’’tanya Erna sambil mengambil handuk dan sehelai pakaian pengganti dari dalam koper seolah-olah tak terjadi apapun beberapa saat lalu. “mama aja deh mandi duluan”, jawab Johan agak gugup sambil menatap ibunya.”Ya udah...mama duluan”,jawab Erna. 

Dan yang membuat Johan terkejut...tanpa canggung Erna melepas jilbabnya, lalu menarik bawah dasternya ke atas sampai melewati kepala, lalu melepaskan ikatan rambutnya. Kini tampak di hadapan Johan pemandangan memancing nafsu berahi dari tubuh seorang wanita dewasa yang hanya payudaranya saja yang masih tertutup BH, sementara dibawah pusarnya rimbunan bulu-bulu hitam masih berlengketan basah,dan dari balik kerimbunan bulu kemaluan itu mengalirlah cairan putih kental yang menganak sungai di antara dua paha putih mulus.


Dengan gerakan perlahan Erna melepaskan satu-satunya penutup tubuh yang tersisa sehingga kini ia telanjang bulat di hadapan anak tunggalnya, suatu hal yang pernah dilakukan bertahun-tahun lalu ketika Johan masih kecil. Johan menelan ludah dan sedikit demi sedikit celana pendeknya membentuk tenda akibat desakan kontolnya, betapa sempurna tubuh telanjang wanita dihadapannya, kaki yang jenjang,pinggul yang membulat,pinggang yang ramping.

perut yang sedikit membuncit namun putih mulus dan dua gunung kembar yang masih sempurna dalam kedudukannya. Itu adalah ibu kandungnya, namun ia juga seorang wanita yang masih punya daya tarik tinggi.” Kok kamu bengong Jo? Tuh...liat ulahmu”, ujar Erna seraya menunjukan lelehan sperma kental yang mengaliri paha putih mulus itu.”Ayo kita mandi bareng”...pinta Erna yang membuat Johan bangkit dari sofa dan tanpa sungkan melepas pakaiannya satu per satu di hadapan ibu kandungnya, Erna tertawa kecil...

”anak mama udah besar rupanya”, ujarnya sambil memutar tubuh menuju kamar mandi, dan Johan makin senewen melihat gundukan pantat menyembul yang padat itu dan segera menyusul Erna dengan senjata biologis mengacung keras siap kembali menggali lubang kenikmatan ibu kandungnya itu...

Johan terus mengikuti lenggak lenggok tubuh sintal ibunya yang segera duduk di toilet dan...wisssss...cairan urine berdesis mengalir keluar dari vaginanya bercampur air mani, Johan tersipu malu,baru kali inilah iamelihat langsung mamanya pipis di hadapannya, lalu tanpa sungkan, dengan memegangi penisnya yang setengah tegang, ia pun buang air kecil di hadapan ibu kandungnya yang menatapnya dengan tersenyum sambil mencuci memeknya.

Dan mereka pun mandi bersama, saling membasuh, menyabuni, mengusap dan meremas. Batang penis Johan pun kian mengeras sempurna dalam genggaman jari jemari Erna yang mengocoknya pelan, sementara tangan Johan meremas-remas dan memlintir puting payudara wanita separuh baya itu...lalu bibir mereka saling merapat dan lidah mereka saling membelit. Erna beralih menciumi leher anak remajanya itu, terus ke bawah, menciumi dada, perut...dan pucuk kepala keunguan kontol Johan, yang seolah tak percaya akan mengalami pengalaman pertama dioral, menatap ke bawah penuh hasrat...dan hap!..kepala kemaluan itu tenggelam dalam cengkeraman bibir merekah Erna...

terus perlahan hingga batang penis itu tenggelam, pipi kemerahan Erna mencekung ke dalam ketika ia mulai menghisap sambil menjilati senjata biologis putera semata wayangnya itu penuh nafsu dengan mata menyipit dan hanya menampakan putihnya saja.

“ohss...mamaahhh,,uughhs”, erang Johan sambil mengeramasi rambut ibunya dan mendorong bagian belakang kepala ibunya ke depan...sulit dipercaya jika ia saat mengalami blowjob pertama dalam hidupnya....dan oleh ibu kandungnya pula. Sementara Erna, malam ini telah membuang jauh-jauh imagenya sebagai wanita alim dan ibu yang sempurna, sosok liar yang ia pendam dalam-dalam, yang merupakan akumulasi dari kehidupan seksualnya yang membosankan, kini menguasai tubuh sensualnya. Dia begitu nampak haus mengecap cairan asin kental yang kian menetes dari lubang kencing kemaluan Johan sambil sesekali menjilati dan menghisap pelan dua kantung buah zakarnya.

Johan yang merasa organ kelelakiannya kian bangkit menuju orgasme, meraih ketiak ibunya, mengangkatnya ke atas dan kembali memagut bibir sexynya, lehernya, payudaranya diikuti hisapan dari satu puting ke puting yang lain membuat kepala Erna terdongak ke atas dan mulai ribut merintih dan mengerang, terus menuju perut putih mulus itu, menggali lubang pusar ibunya dengan lidahnya yang hangat beberapa saat, terus menurun menuju tumpukan rambut hitam yang berlengketan basah...

Erna secara naluriah mengangkat satu pahanya, membuat pintu vaginanya sedikit merekah menyambut jilatan dan tusukan lidah dan jari jemari Johan. Bagi Johan...ini juga pengalaman pertama dirinya mencium aroma khas kewanitaan yang mengundang berahi, seorang pria remaja yang dikenal pemalu terhadap lawan jenisnya, malam ini pertama kali melihat dari dekat dan mencicipi cairan organ intim wanita justeru dari orang terdekat yang selama ini mendampinginya. Erna bagai kepedasan terus mendesah sambil mengasah belahan vaginanya ke mulut dan hidung Johan sampai kemudian ia dekap erat kepala anaknya dan menjerit..”aaaaahhhhhhsss”..ketika orgasmenya pecah.

Johan nyaris kehabisan nafas namun mencoba bersabar hingga kontraksi orgasme ibunya mereda, Ia bangkit berdiri, memeluk erat tubuh bugil ibu kandungnya dan mencium bibirnya dengan rakus, sampai kemudian ia memutar tubuh sensual Erna yang sekali lagi, secara naluriah menunggingkan pantat dan membuka agak lebar kedua kakinya, dengan menahan beban tubuhnya di wastafel, ia menunggu detik detik organ intimnya kembali dimasuki benda tumpul alot milik anaknya, dan satu erangan Erna akhirnya kembali membahana mengantar tenggelamnya batang kontol yang besar dan panjang milik Johan ke liang peranakannya...tidak menunggu lama suara kecipak dua kelamin beradu bagaikan musik memenuhi seantero kamar mandi hotel tersebut, diiringi suara rintihan,erangan dan nafas yang memburu bagaikan simfoni orkestra berahi. 
 

  
Johan mempraktekan berbagai posisi senggama yang dia pelajari dari tontonan film porno, doggystyle, berdiri,WOT,misionaris,kembali lagi doggystyle...semua atas inisiatif ibu dan anak tersebut, saling mengomandoi gaya apa saja yang mereka inginkan untuk mencapai puncak kenikmatan surga dunia.

Erna yang makin sensitif entah sudah berapa kali mengalami orgasme, sedangkan Johan yang sebelumnya di mobil telah mengalami beberapa kali orgasme, mulai bisa menahan ejakulasinya cukup lama, sampai akhirnya pertahanannya mulai goyah, dengan ganas ia pompa batang kontolnya ke dalam lubang memek Erna bak piston dalam RPM tinggi,membuat suara beradunya kelamin dan rintihan...lebih tepatnya jeritan Erna kian bising.

Dan ketika orgasmenya nyaris meletus, ia cabut dari rongga vagina ibunya yang menimbulkan suara seperti kentut , membalikan tubuh telanjang basah Erna dan mendudukannya tepat di bawah perutnya..lalu suara teriakan “mamaaaahh” mengiringi semburan demi semburan...splasshh.....splassh....splassh...lahar putih terlarang itu hinggap di setiap bagian wajah ayu Erna, dahi,mata,hidung,bibir,dagu...dan sebagian lagi mendarat di pundak, leher, belahan dada dan payudaranya hingga tiada lagi tetesan tersisa.

Johan menyaksikan dengan puas pemandangan erotis itu, sementara Erna masih memejam-mejamkan mata sambil lidahnya membersihkan bibirnya dari lelehan sperma putera kandungnya itu. “ngghhh...Johan, kamu gitu deh”, rengek manja Erna, seraya menyeka wajahnya. Johan mendirikan tubuh ibunya, dengan semprotan shower membersihkan sekujur tubuh Erna dan akhirnya kembali sepasang manusia sedarah itu saling memandikan badan masing-masing dengan sesekali saling memadu bibir,memeluk dan meremas apapun yang bisa mereka remas. Tentu saja hubungan melanggar batas itu berlanjut ke kamar tidur.
 


Dua tubuh telanjang itu salin bergumul, bergesek, menghentakan organ kelamin masing-masing sampai masing-masing mencapai puncak kenikmatan. Mereka hanya beristirahat meredakan orgasme masing-masing,lalu ketika organ intim mereka telah siap, maka ronde demi ronde pergumulan berikutnya terjadi hingga lewat dini hari, kamar itu telah dipenuhi aroma sperma dan lendir vagina serta bau keringat dua tubuh sepasang manusia beda usia tersebut, akhirnya mereka kelelahan dan tidur berpelukan dengan kelamin tetap menyatu sampai kemudian terpisah dengan sendirinya, telentang bugil dengan dengkuran halus.

Erna seolah pingsan tak peduli lagi dengan keadaan dirinya, dengan kedua paha mengangkang dan vagina membengkak merekah kemerahan dengan lelehan cairan sperma tak henti-hentinya mengalir keluar, payudaranya naik turun seiring tarikan nafasnya, sementara Johan pun mendengkur halus dengan wajah penuh kepuasan dan penis yang kembali ke ukuran normal. Esok pagi tentu saja akan kembali terjadi persetubuhan terlarang ibu dan anak sampai Erna kembali ke rumahnya di ibukota.

Selasa, 22 September 2015

Ngesek Dengan Kakak OSIS Part 1

Nama gua Rahman Andika. Biasa dipanggil anak2 tongkrongan sih eman. Ini kisah lendir gua di SMA silam. Sebagai anak SMA yang haus akan pengetahuan baru gua ikut organisasi bergengsi di SMA gua yaitu OSIS. Dengan berbagai tes, serta persyaratan gua pun layak untuk jadi anggota osis dan langsung mengisi bagian sekretaris bidang dengan ketua bidangnya kak Alisya yang tak lain adalah pacarnya ketua osis gua.

Usut punya usut di lingkungan osis ternyata, ketua osis dan ketua bidang gua itu udah sering ngesex, soalnya si ceweknya emang sangean sama orang yang dimata dia ganteng. Hingga suatu waktu, ketika gua mengadakan rapat bidang salah satu anggota bidang yang kakak kelas gua nyinggung masalah sex kak alisya dan kak azka sang ketua osis. "hush ah ada junior" jawab Kak alisya yang gua tau toketnya berukuran 34B walaupun badan dia termasuk imut.

Jadi kontraslah dibanding tingginya yang cuma 158 dan berat 45. Sepulang rapat itu kak alisya keliatan agak salting apalagi tadi anggota bidang gua sempet bilang "sya, kalo lagi engas sama orang ganteng gak usah nunggu pak ketua, noh sekretaris bidang lu juga caem". Dan jackpotnya gua diminta kak alisya buat anterin dia pulang karena gua orang terakhir yang ada di sekretariat sore itu. Berhubung rumahnya gak jauh dari sekolah yaudah gua anterin aja ketua bidang gua yang seksi ini.
Selama perjalanan dia kayaknya terpengaruh sama kata2 anggota bidang tadi di rapat. Dia banyak nanya tentang hidup gua, kisah cinta gua sampe nanya gua udah pernah ML apa belum.

Gak terasa selama obrolan itu toketnya yang emang super empuk nempel mulu di punggung gua. Kesempatan emas, gua mainin rem aja saat polisi tidur, apalagi rumahnya di komplek TNI yang notabene gak bisa ngebut karena banyak polisi tidur. Bukannya marah malah kak alisya sempet ngomong "man, kamu kayaknya terobsesi banget ya sama tete kakak" mendengar godaan vulgar dari cewek seseksi itu kontan terjadilah pemberontakan dalam sempak gua, dengan cool gua jawab "maklum kak, saya kan masih pemula sama yang kayak gini", "asik dong kakak dapet perjaka" sahut kak alisya makin menjadi. "hehe, iya kak" jawab gua kena gep.
Sampe depan rumahnya gua diajak mampir soalnya lagi adzan maghrib katanya gak baik lah kalo pulang pas adzan gini. Sebagai adik kelas yang baik gua nurut aja buat masuk kedalem rumah dinas bokapnya yang tenyata anggota berpangkat tinggi di angkatan darat. Sempet jiper juga pas tau kalo bokapnya biasa megang bedil gitu. Salah salah di dor gua. "tenang aja eman, ini rumah dinas isinya cuma aku sama teteh aku kok, soalnya biar deket sama sekolah dan kampus teteh.

Papa mama dirumah satu lagi" jelas kak alisya menenangkan gua yang emang udah keliatan panik. "ohh gitu kak, terus teteh kakak dimana?" Tanyaku. "disini" sambil dia buka seragam SMAnya dan nunjuk sesuatu dibalik BHnya. "eh ini mah tete ya? Hehe, teteh aku paling lagi main sama cowoknya" godanya lagi. "ohh iya kak" jawabku malu2. "bentar ya kakak ke kamar dulu", "oke kak" jawabku singkat sambil lihat sekeliling rumah dinas ortunya yang cukup sederhana ini. Interior sederhana dengan beberapa lukisan dan foto keluarga membuat ruang tamunya terlihat semakin hangat. Ketika gua berdiri untuk melihat foto keluarga tiba2 ada yang meluk dari belakang, yang tak lain adalah kak alisya, toketnya udah nempel di punggung bikin nafas gak teratur banget. Kak alisya lantas mengenalkan seluruh anggota keluarganya yang ada di foto tersebut. Kemudian tangannya mengelus dada gua,yang makin degdegan, lambat laun turun ke junior yang udah berontak minta dibebasin. Elusan dari luar bikin anak kelas 1 SMA polos kayak gua langsung melayang, tau2 dia pindah ke hadapan gua dan nyender ketembok, serta narik tangan gua buat mendekat ke dia.

Dan cipokan pun tak terhindarkan saat itu. Pagutan2 mesra, kuluman lidah penuh nafsu, hingga deru nafas yang kian menggebu membuat ruang tamu semakin hangat. Gak sampai 10 menit adegan itu, gua tersadar kalo ini salah, orang yang lagi dalam pelukan gua itu milik ketua osis yang gua hormatin. Perlahan gua lepasin dan kembali duduk di kursi ruang tamu meninggalkan kak alisya dengan deru nafasnya di tembok dibawah foto keluarga besarnya yang terhormat. "eman, kamu kenapa? Kamu gak suka sama aku? Aku gak cantik ya? Aku kurang nafsuin?" Tanya dia penuh harap dengan pose mulai terduduk. Melihat seorang gadis muda berkulit putih, cantik dan seksi dibalut tanktop putih dan BH hitam yang membayang dipadu dengan celana legging ketat biru tua polos, memancing nafsu angkara untuk melupakan loyalitas gua di osis. Dengan tatapan penuh nafsu seakan2 haus sentuhan bikin gua gak tahan juga. Gua pun bangkit dan duduk di depan kak alisya, "kak, maaf aku tuh menghormati pacar kakak, kak azka sebagai ketua osis dan aku anggota barunya, untuk saat ini aku belum berani kak" jelas ku berusaha tenang. "iya man, makasih yaa kamu udah ingetin aku, kamu cowok pertama yang bisa nahan nafsunya walau udah diujung tanduk begini" jelas kak alisya dengan mata berlinar. Air mata mulai mengalir dan gua mulai terenyuh suasana malam itu. "aku boleh minta tolong man?" Tanya kak alisya.

"apa kak?", "tolong peluk kakak man" jawab kak alisya penuh misteri. Kupeluk kak alisya dengan rasa yang berbeda, bukan nafsu namun bukan juga sayang. Hampir lima menit berlalu, bukannya mengendur malah kak alisya memelukku semakin erat. Melihat jam sudah menunjukkan pukul 19.00 gua berusaha bangkit dan ngajak kak alisya buat pindah kebangku. "kak, udah malem nih. Saya pamit pulang ya" izinku sopan sebagai junior osis. "iya man, hati sayang" kecupan hangat mendarat di bibir gua. "hehe iya kak" jawab gua salting. Hari itu gua pulang dengan nafsu yang masih mampu terpendam. Setibanya dirumah, kak alisya chat Line gua dan bilang "makasih banyak eman tadi udah nganterin, besok jam istirahat kita jumpa di sekretariat ya bahas agenda bidang kita", "oke kak" jawabku singkat Apa yang akan terjadi esok hari? 

"Emaaaan!" Suara lembut dan terdengar mesra memanggil dari dalam ruang sekretariat ketika gua berniat kekantin sebentar supaya ada basabasian saat nanti ngobrol sama kak alisya.
Berhubung udah terlanjur terpanggil, yaudah gua masuk aja ruangan itu. "gimana man hari ini?" Tanya kak alisya membuka obrolan. "alhamdulillah stabil sih kak" jawabku sekenanya.

"oia, jadi gini man, proposal yang kemarin kita buat udah disetujuin sama pak Ibrahim (kepsek)" ucap kak alisya dengan kegirangan. "wah bagus tuh kak, dananya tembus semua? Ada yang disunat gak?" Tanyaku makin penasaran. "nah itu dia man. Mungkin karena desain kamu bagus buat layout proposlnya bikin pak ibrahim langsung ttd" terang kak alisya. "yakali dah kak bisa gitu" jawabku merendah. "serius emaaannn" jawab kak alisya gemes sambil cubit pipi gua.

"hmm.. Terus aku dapet hadiah apa nih?" Tanya gua memancing. "kamu maunya apa? Pasti aku turutin kok" goda kak alisya. "apa aja deh kak, bakso di kantin juga boleh tuh, kan tadi aku gak jadi ke kantin gara2 kakak teriak" jawabku berusaha tenang. "yaelah jangankan bakso kantin man, bakso empuk favorit cowok2 juga aku kasih buat kamu" pancing kak alisya sambil meremas dadanya dari luar seragam SMAnya. Seketika gua panas dingin di ruangan sekret berdua sama cewek seksi dan vulgar gini.

"hehe kakak bisa aja" jawabku mulai gak tenang.

"mau kapan man hadiahnya? Sekarang?" Kak alisya langsung bangun sambil lepas beberapa kancing bajunya. "hmm ka. Kak..." Gua mulai gugup.

Kriiiinggg... Kriiiinggg.... The sixth lesson is begin. Bunyi bel mengagetkanku dan kak alisya yang lagi beradegan cukup mencurigakan kalo diliat siswa lain. Ditambah lagi lokasi bellnya di dekat tembok sekretariat osis kami.

"yaudah kak, aku langsung ke kelas dulu yaa" kataku cepat. "yah emaaan" kak alisya manyun kecewa. "Kak alisya sih kelamaan, masih laper nih aku." Jawabku memancing. "hmm yaudah kamu cek line aja ya nanti" sahut kak alisya.

Kami pun kembali ke kelas masing-masing dengan nafsu yang mengambang...

 Hp gua bergetar menandakan ada notifikasi masuk. "paling kak alisya" pikir gua.
Benar saja, ternyata kak alisya yang chat. "chat apa ya nih orang" tanya gua dalam hati.

"emaaan!" | "iyaa kak?" | "maaf ya tadi bikin kamu kelaperan" | "iya kak gapapa, santai aja" | "nanti pulang anterin aku lagi yaa" | "okesiap kak! Gampang itu mah" | "bye eman" kemudian dia kirim stiker cony yang seakan mencium brown

Keadaan semakin menegangkan. Ditambah lagi guru pelajaran terakhir ternyata gak masuk karena ada rapat dadakan di dinas.

"yahelah, masih 1 jam lagi nunggunya, bete amat ya" kata gua dalem hati. Kemudian, gua pun berinisiatif buat chat kak alisya.

Kak | iya maan? | aku udah pulang nih, pak rizal gak masuk noh | oh yaudah sini ke ruang gudang atas | hah? Iya kak iya?

Shock juga tiba2 kak alisya udah di ruang yang notabene cewek juga ogah kesana. Setibanya di lantai itu, gua sempat tersandung di tangga terakhir dan ketika nengok ke kanan ada kak alisya lagi duduk sila dan bener2 keliatan seksinya. "eh kak?" Kataku malu2. "buru2 banget kamu sampe jatoh gitu" ledek kak alisya. "hehe iya kak. Ada apa kok malah ketempat ginian?". "gapapa man, soalnya disini jarang ada orang lain" jawab kak alisya. "hmm yayaya, lagian kakak mainannya sampe kesini-sini" selidik gua.

"sini man, duduk samping aku" perintah kak alisya. Akupun mengambil duduk samping kak alisya dan bersender ditembok. "kamu diem aja ya man" perintah kak alisya penuh misteri. Kemudian, kak alisya mulai mencium bibir gua dengan sangat lembut, perlahan dia kulum bibir atas dan bawah gua, dia mainkan lidah gua, dan ketika tangan gua mau naik meluk dia, langsung dicegah, trus dia bilang kamu diem aja sayaaang.

Ciuman makin mesra dan hari mulai sore. Kak alsiya pun meminta gua untuk anter dia dia pulang.

Singkat cerita setibanya dirumah kak alisya, mungkin karena nafsunya udah diunjung tanduk. Dia langsung ajak gua ke kamarnya. Suasana kamarnya bener2 cozy sebagai kamar cewek. Rapi, wangi, hiasannya lucu. Dan kak alisya langsung dorong gua ke kasur, gua mulai diciumi dari kepala sampai leher, dia buka baju gua serta jilat puting gua, sambil melakukan itu taunya gesper gua pun sudah mulai terbongkar dan kak alisya mencoba meraih junior gua.

"eits, tahan kak" aku menepis tangan kak alisya. 

 "kenapa man? Masih belum berani?" Tanya kak alisya kecewa.
"buka gitu kak, aku pengen liat kaka telanjang duluan kan kaka bikin aku tadi kelaperan" jawabku tegas

"ohh gitu doang" kak alisya pun mulai bergoyang striptease sambil mengangkang diatas junior gua.

Kancingnya dibuka satu persatu, perlahan dan nampak sangat ingin menggoda gua. "kamu yang minta loh man. Kamu diem yaaa" kak alisya memberikan ultimatum bahwa dia dominant di permainan ini.

Kemeja sekolah sudah terbuka, kemudian dalam kondisi hanya menggunakan BH, dia mengarahkan toketnya ke muka gua,sambil melepas BHnya, hingga ketika dia bangkit BHnya tertinggal di muka gua. "kak toketnyaaa" kata gua dg sangat excited. "suka emaan?" Sambil dia remas dan memainkan pentilnya.

Gua mulai gak tahan karena cuma bisa liat. Kak alisya kemudian diri diatas kasur dan masih diatas gua. Dia pun berjalan hingga posisi berdirinya mengangkangi muka gua.dengan goyangan sensual dan beberapa kata2 vulgar dia lepas Rok abu2 berukuran 10 cm diatas lutut. Dan hanya menyisakan celana dalam hitam model gstring.

kak alisya berjongkok diatas kepala gua, sambil mengarahkan memeknya ke muka gua. Dengan tetap meremas2 toketnya dia menggoda gua dengan gesekkin memeknya di dagu gua. Dan ketika pengen gua sambut pake lidah dia malah ngindar. Anjrit bikin puyeng doang nih.

Kak Alisya pun tetap menggoda gua dengan permainan memeknya di dagu gua. Mulai kesel, gua pun mencoba meraih badannya, namun lagi2 dia tahan tangan gua. Badannya turun hingga toketnya pas dimuka gua, diarahkannya pentil kanan ke bibir gua, "wah kesempatan nih" pikir gua.
 

Perlahan tapi pasti gua coba buka mulut dia buat menyambut pentil pink imut khas anak kelas 2 SMA. Namun apadaya, nampaknya dia tau aksi gua dibawah. Dia pun segera turun dan hanya menggesekkan pentilnya di bibir bawah gua.
Kemudian, dia semakin turun dan mukanya berada tepat diatas muka gua, dengan kedua sikut bersimpuh di kanan dan kiri kepala gua. Kepalanya mulai turun, dan.... What the hell.. Dia gak jadi cipok gua, malah bibirnya ke arah kuping kanan gua, dijilat sedikit, kemudian dia bisikin, "emaan sayang, kan aku udah bilang kamu diem aja, okay? Atau kita udahan aja yaa..." Bisik kak alisya mesra dan seksi sambil mendesah. Kemudian. Dia jilat lagi kuping gua.

Nafsu mulai tak tertahankan,"iyaa kaaak" jawabku pelan. Nah, gitu dong man. Diapun pindah ke kuping kiri dan bisikkin lagi "mau kakak telanjang duluan, apa kamu kakak telanjangin dulu man?" Goda kak alisya sambil tetap menjilat kuping kiri gua.
"terserah kakak aja deh" jawab gua semakin gak tahan.

"Kamu kan cowok harusnya punya keputusan dong" goda kak alisya lagi. "yaudah, kakak duluan yaaaaa" sambung kak alisya dan langsung pindah cium kening, mata kiri, dan mata gua, saat mengarah kebawah, dia pun gak jadi lagi cium bibir gua, malah dia cium idung gua. Anjiiing gelii banget!

Digigit kecil hidung gua, saat gua coba mengadah buat cium bibirnya yang tipis itu dia langsung bangun dan mengangkangi muka gua lagi. "sini man, gigit cd kakak, kaka udah nafsu banget nih, liat nih basah" kata kak alisya sambil menunjukkan bagian cdnya yang sudah terlihat becek. Gua pun diarahkan untuk mengigit bagian bawah cdnya yang basah tadi tanpa menyentuh memeknya.
"hhmm hmm" gumam gua menandakan kalo cdnya udah tergigit. Dia pun bangun dengan perlahan hingga cdnya mulai turun karena tertahan gigitan gua. Hingga tiba di mata kaki, terlihat jelaslah tubuh kak alisya dari bawah dan langsung terlihat gundukan daging nikmat berwarna pink muda yang masih nampak sempit dengan bulu jagung menghiasinya. Diatasnya pun, diberikan pemandangan dua buah gunung mengkel dan puting imut. Serta senyuman nakal kak alisya yang bikin junior semakin berontak. Gak lama, kak alisya turun perlahan, dan lantas turun dari kasur. Tanpa sempat meberikan potret close up memek SMA untuk gua.....  

Tangan kak alisya yang notabene memang lebih kecil dari tangan gua otomatis membuatnya terlihat semakin imut saat membuka baju gua.

Perlahan dia mulai lepas kancing baju seragam gua.

"man...." Tegur kak alisya karena melihatku sangat gugup seperti orang yang kepalanya ditodong pistol

"ii... Iyaaa kak?" Jawabku singkat

"kamu udah pernah ngesex belum sih?" Tanya kak alisya mengintrogasi gua

"sebenernya sih belum kak" jawabku malu

"ihh asik masih ijo banget ya kamu" goda kak alisya sambil menjilat puting kananku

"pasti gak tahan lama nih" ejek kak alisya yang mengetahui kalo aku benar2 masih perjaka

"kata siapa?"jawabku tegas menantang kak alisya

"oke man kita buktiin, kalo dalam 15 menit kakak sepong kamu, dan kamu gak keluar, kita main sama yang tadi godain dagu kamu" tantang kak alisya mengenai ketahanan gua yang masih newbie ini

"okay, siapa takut?" Jawab gua pede

Setelah kemeja SMA gua lepas sepenuhnya, Kak alisya pun mulai melepas ikat pinggang gua dengan perlahan, ditariknya celana abu-abu gua dengan cepat hingga menyisakan cd yang menyembunyikan penisku yang dari tadi menuntut udara bebas.

Diciuminya penis gua dari luar dengan gaya yang sangat seksi. Jauh lebih seksi dibandingkan dengan video bokep yang pernah gua tonton.

Dengan sekejap kami berdua sudah telanjang bulat, tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh dua insan yang sedang terhanyut hawa nafsu ini

Dan kak alisya memegang dengan mantap batang kebanggan setiap laki-laki milik gua.

Sambil menatap gua dengan mata sayu, rambut acak2an serta bibir seksinya, kak alisya mulai mengocok penis gua dengan sangat perlahan. 

"udah siap man?" Tanya kak alisya

"udah kak" jawab gua mantap

"mulai dari sekarang ya sayang"

Tantangan dimulai pada pukul 19.26 dan gua harus bertahan hingga paling tidak 19.41.

Bibir imut kak alisya mulai menciumi penis gua dengan seksinya. Matanya gak pernah lepas dari mata gua. Nampaknya ini salah satu tekniknya menggoda supaya gua kalah di permainan ini.

Senti demi senti mulai hilang penis gua dalam mulut kakak ketua bidang gua di osis.

Dihisapnya lubang penis gua dengan sangat dalam, hingga ngilu rasanya. Didalam sana rasanya kepala penisnya beradu silat dengan lidah kak alisya yang sangat mahir memuaskan pasangan sexnya walaupun masih kelas 2 SMA.


Menit demi menit membuat ledakan sperma di testis gua kian menumpuk dan menuntut untuk keluar bersama dengan hormon penenang dan kebahagiaan yaitu endorfin dan dopamine.

19.35: "masih kuat man?" Sela kak alisya

"Masih dong kak" jawab gua sambil kelojotan

19.37: Kak alisya mulai menjilati kedua testis gua, otomatis membuat gua semakin terbang dibawanya

19.39: Shit mamen, udah gak tahan banget ini peju buat muncrat di mulut kak alisya.

"kak" panggilku ke kak alisya dibawah sana

"iya man? Kenapa? Udah gak kuat?" Cela kak alisya melihatku panas dingin dengan permainan mulut dan bibirnya

"bukan kak, ini udah 15 menit tau" kilah ku brbohong

"hmmm" gumam kak alisya sambil tetap bermain dengan junior

*plop* penisku terlepas dari mulutnya

"wah hebat kamu man, kuat sama sepongan aku" puji kak alisya.

"yaudah sebagai hadiah, malam ini kamu gak pulang ya sayang." Tawar kak alisya mengenai hadiah yang tadi dijanjikan


Wah, bisa ngentot semaleman nih pikrku. 

Bercinta Dengan Amanda, Murid ku


“Kenapa lagi sih kamu ? “ tanyaku dengan nada sinis kepada Amanda.
“Maaf kak….. aku jarang latihan..”
“Udah berkali2 kamu ga bisa ngikutin.. nadanya melenceng semua… jangan dikira bisa tanpa latihan kamu bisa main saksofon dengan bagus” lanjutku.

Amanda hanya terdiam. matanya memandang ke lantai, seakan2 menghitung jumlah lantai keramik, atau sekedar mengira2 luas karpet yang melapisinya. Aku sebal. Sebagai seorang guru musik, hal yang paling menyebalkan adalah ketika muridmu tidak berlatih sama sekali. Ditambah lagi, ketika aku sedang pusing mengerjakan tesis s2ku, dimana mengajar saksofon adalah satu2nya hiburanku, murid yang satu ini membuat hatiku kesal.

Amanda, 19 tahun, seorang mahasiswi yang kebetulan satu universitas dengan tempatku mengambil kuliah s2, menurutku sangat berbakat bermain saksofon. Tapi dia jarang sekali latihan. Terdengar dari nadanya yang melenceng, dan tiupannya yang tidak statis, pertanda dia jarang menyentuh alat musik itu.

Sebagai mahasiswa S2 yang membiayai kuliahnya sendiri, bermain musik dan mengajar musik adalah tulang punggung utama yang membiayai kuliahku. Ayahku tidak bisa membiayai lagi kuliahku karena beliau sudah lama meninggal. Uang yang ibuku berikan setiap bulannya hanya cukup untuk membayar kos saja. Uang untuk kuliah, juga disokong oleh beasiswa. Tetapi beasiswanya tidak penuh. Itulah mengapa aku menggunakan bakatku dalam bermain alat tiup saksofon untuk mencari uang, mengajar maupun bermain di acara2 musik.

Dari yang kulihat lewat situs pertemanan facebook, Amanda tampak senang sekali bermain dengan teman2nya entah itu nongkrong di kafe, jalan2 ke mall, maupun berkunjung ke Bandung dengan teman2nya. Itu tidak masalah sebenarnya, tetapi jika dia meninggalkan latihan saksofonnya, itu masalah buatku. Ada orang yang bilang kalo muridnya ngaco, berarti gurunya yang ga bener. Itu membuatku menjadi gemas ketika Amanda selalu membuat kesalahan ketika bermain.

“udah ya, hari ini sampai disini saja” aku membereskan saksofonku dan buku musik ku. “tapi kak…” amanda memotong ucapanku
“tapi kenapa… pokoknya minggu depan saya tes lagi yang tadi ya, jangan sampe ga bisa kayak sekarang.” Aku segera bergegas keluar, memakai jaket, mengisi absen guru di meja resepsionis, dan keluar untuk menyalakan mesin motorku. Sudah mau maghrib rupanya.

Amanda menyusulku keluar.
“Kak… maafin aku ya…. Aku emang lagi banyak kegiatan akhir2 ini, jarang latihan….” Ucapnya. “yaudah… minggu depan perbaikin oke” aku memakai helmku.
“saya pulang dulu ya” aku mengendarai motorku menjauhi tempat les itu. Dari spion aku bisa melihat Amanda masuk ke dalam city car nya.
Pertemuanku dengan Amanda bermula ketika aku mengisi acara yang diadakan oleh BEM kampusnya. Dia menjadi panitia, LO band yang beranggotakan diantaranya aku sendiri. Berawal dari ngobrol2 Amanda rupanya bermain saksofon juga dan dia ingin belajar dariku. Karena aku mengajar di salah satu sekolah musik yang mentereng di Jakarta, kusuruh saja dia daftar, dan dia pada akhirnya mendaftar untuk menjadi muridku.

Sebenarnya Amanda menyenangkan, senang melucu dan mudah akrab. Tetapi kekurangannya ya itu, malas berlatih, entah hari2nya dihabiskan oleh apa selain kuliah. Apakah itu main, pacaran, aku tidak terlalu tahu, karena obrolan antara aku dan Amanda hanya berkisar musik, lokal maupun musik global.

Aku kembali ke kosanku, kunyalakan laptop hasil tabungan sendiri itu. Sebenarnya aku bukan dari keluarga yang kurang mampu, hanya saja ayahku orangnya disiplin dan tidak memanjakan anaknya. Waktu aku kuliah s1 di bandung dulu, ketika mampu mencari uang sendiri, aku sudah mulai meringankan beban orang tuaku dengan tidak meminta uang jajan. Ketika sebelum aku lulus s1, ayahku meninggal dan wasiat terakhirnya adalah agar aku terus meneruskan sekolah. Kujalani pesan ayahku, dan nyatanya, walaupun hanya dari mengajar dan bermain musik, aku bisa menabung, membayar uang kuliah, dan menyicil motor, walaupun uang untuk kos masih dibantu oleh ibuku.

Sedangkan Amanda, bisa dilihat hidupnya amat mudah. Orang tua yang kaya, dan memanjakan anaknya, terlihat dari saksofonnya yang terlihat baru dan kinclong, beda dengan saksofon tua ku yang hasil nabung sendiri itu. Naik mobil kemana, jalan2, pacarnya pun aku kenal, walau hanya sebatas tahu sama tahu saja. Anak orang kaya juga. Kehidupan mereka berbeda jauh denganku. Tampaknya apa2 saja yang mereka inginkan mudah didapat.

-----------------------------minggu depan------------------------------------------------

Jam 4 sore. Aku menunggu hujan reda di kosanku. Jam 5 harusnya aku sudah di sekolah musik itu. Tapi karena aku memakai motor, maka aku hanya bisa menunggu. Waktu terus berlalu.

Hujan tidak reda. Maghrib sudah tiba, dan aku sudah menelpon ke sekolah musik itu untuk membatalkan les hari ini. Aku tidur2an di kasurku, malas untuk keluar kemana2 lagi.

Tiba2 handphoneku berbunyi. Aku melihat layar handphoneku. Ternyata nomor Amanda.
“Halo kak….” Amanda mengawali pembicaraan
“Eh kamu, ada apa ? udah tau kan lesnya ga jadi ? “ jawabku
“Aku ada di depan kosan kakak” lanjutnya
“Eh…. Ngapain ? “ aku heran. Amanda memutus telponnya. Aku bergegas keluar dari kamar kosanku, dan kulihat Amanda dengan basah kuyup terguyur air hujan, berdiri di depan gerbang kosanku. Tanpa pikir panjang aku mengambil payung, lari dan membuka pintu gerbang.

“Lho kamu kenapa ? kok kehujanan ? mobil kamu mana ? “ tanyaku bertubi2. Amanda hanya diam saja. DIa menggigil menahan dingin, sekilas kulihat matanya memerah dan ada bekas tangisan.

Untung saja tidak ada orang yang lihat, jadi Amanda bisa masuk ke kamarku. Karena kamar mandinya ada di dalam kamar, kusuruh Amanda untuk mandi. Tak lupa kuberikan t shirt ku yang ukurannya agak kecil dan celana pendek, juga handuk yang biasa kupakai.

Aku agak khawatir sebenarnya. Karena di kosan ini tidak boleh membawa tamu perempuan ke dalam kamar. Aku tidak tahu apa yang bakal terjadi kalau orang2 kosan mengira aku dan Amanda melakukan hal2 yang tidak senonoh. Aku hanya diam menatap pintu kamar mandi. Suara air mengalir dari shower bisa kudengar dengan jelas.

Tak berapa lama Amanda keluar, dengan memakai baju yang tadi kusiapkan. Dia sedang berusaha mengeringkan rambutnya dengan menggosok2annya dengan handuk. Bisa kulihat matanya masih merah.

“Kenapa sih kamu ?” aku memberanikan diri bertanya
“Ceritanya panjang kak….” Katanya sembari duduk disampingku, di pinggir ranjang.
“kalo ga mau cerita ga usah dipaksa” aku lalu berdiri dan memakai jaket
“Saya beli makan ya, kamu diem disini dulu, jangan ikut keluar, soalnya di kosan ini ga boleh ada tamu cewek masuk ke dalam kamar” “ dan jangan ribut, nanti dikirain saya nyelundupin kamu ke dalem” kataku mengingatkan

Aku tidak habis pikir. Apa yang ada di pikiran Amanda sehingga dia nekat datang ke kosan guru musiknya. Aku berjalan dengan payung di tengah hujan, menuju tukang nasi goreng untuk memesan 2 porsi, dibawa pulang.

Aku kembali ke kamar kosan. Hujan telah reda. Aku membuka kunci kamar, dan menemukan Amanda sedang menerima telpon dengan air mata yang menetes. Aku segera menutup pintu kamar dan menyiapkan makanan. Amanda hanya diam saja, dan dia serta merta menutup telponnya.

“Eh… makan dulu…” aku menegurnya
Amanda hanya diam. Sejenak kami berdua terdiam beberapa saat.
“Kak… ada tisu ?” Amanda akhirnya membuka mulut. Aku segera mengambilkan tisu dari laci meja belajarku. Amanda mengusap air matanya dan menarik nafas panjang.

“Maaf ya kak aku ngerepotin” Amanda mengambil makanannya dan mulai makan.
“Gapapa kok, santai aja” “Ntar kalo bajunya dah kering saya anter kamu pulang ya” jawabku.
“Ga usah kak…. Aku mau disini aja” pernyataan Amanda membuatku kaget.
“Tapi, saya kan udah bilang, kosan disini ga boleh nerima tamu cewek sebenernya “ Aku sengaja mempertegas kata2ku.
“Aku gak akan ribut kak. Janji” jawabnya

Aku hanya menghela nafas sambil ogah2an menyantap nasi gorengku. Apa sih maunya dia, begitu pikirku.
“Kalo mau minum ambil tuh gelasnya di rak di deket pintu kamar mandi” ucapku setelah Amanda menyelesaikan makanannya. Amanda menurut dan mengambil gelas, dan menuangkan air dari dalam dispenser. Aku tidak menghabiskan makananku, dan menyalakan laptopku. Jujur saja aku bingung bagaimana harus menghadapi Amanda. Aku jarang pacaran, ketika kuliah aku malah tidak sempat pacaran. Sibuk oleh kuliah dan musik. Apalagi sekarang, kuliah, musik, ngajar. Itulah yang menyebabkanku agak canggung hanya berdua di kamar dengan seorang perempuan.

“Kalau mau baca2 majalah itu ada di rak di atas kasur” Aku berkata seperti itu karena Amanda terlihat hanya duduk di tepi ranjang dan memandang lantai dengan tatapan kosong

Tapi Amanda seakan tidak menggubris ucapanku. Dia masih melamun
“Amanda. Kenapa sih ?” Aku makin penasaran.
Amanda tampak kaget mendengar pertanyaanku.
“Hmmm.... Aku heran kak... apa sih yang dimauin sama laki2” dia membuka dialog
“Kenapa gitu ?” aku turun dari kursi dan duduk di karpet. Amanda pun turun dari pinggir ranjang dan duduk di hadapanku.
“Tadi aku rencananya bolos les kak....” jawab Amanda
“Terus ?”
“Aku jalan2 sama pacarku tadi. Pas jam 5, jam harusnya aku les, aku di dalem mobil pacarku, dia lagi nyetir, rencananya mau jalan cari makan terus nonton” Amanda melanjutkan ceritanya.
“Entah kenapa handphone dia ditaruh di dashboard. Aku pinjem, mau main game yang ada di hapenya. Dia ngebolehin, tapi entah kenapa aku tiba2 pingin buka inbox smsnya”
Halah. Pasti cowoknya selingkuh, begitu pikirku dalam hati.

“Aku ngeliat sms2 mesra kak. Gak cuman satu tapi beberapa cewek”
Buset. Pikirku. Jagoan banget tuh cowok.
“Aku kurang apa sama dia coba ? bela2in bolos les, bela2in dia, selalu aku temenin, kok dia begitu sama aku ?” dia mulai menangis lagi. “Jijik liat sms2 itu, sayang2an segala macem orang pacaran aja” Aku mengambilkan Amanda tisu lagi karena airmatanya mengalir deras.

“Terus gimana ?” aku memintanya melanjutkan ceritanya.
“Aku marah kak. Tapi dia cuman diem aja ga ngomong apa2. Akhirnya di lampu merah aku keluar dari mobil”
“Kan ujan” jawabku sedikit tidak antusias. Entah mengapa kasus ini sangat klasik pada orang2 yang pacaran. Tapi tampaknya Amanda sangat terpukul oleh kejadian tersebut.
“Biarin aja kak. Aku jalan, ngejauh dari mobil, aku bisa denger sih dia nglakson terus..... tapi setelah jauh dari mobilnya, aku bingung mau kemana. Tapi aku inget kalo tempat tadi deket sama kosan kakak. Makanya aku kesini”

Memang dulu Amanda pernah kesini diantar oleh pacarnya, mengambil partitur lagu.
“Terus ? kok kamu malah kesini ? ga pulang aja ?” tanyaku sambil berusaha meyakinkan dia agar pulang.
“Males nanti ditanyain sama orang tua.... kemana si pacar, kok pulang sendiri. Ribet “ jawabnya
“Lah kalo dicariin gimana ?” aku makin bingung
“Aku udah bilang sama orang tua aku... mau tidur di rumah temen” “Tenang aja, mereka percaya kok.....”

Aduh. Entah mengapa menurutku Amanda berlebihan dalam menghadapi masalah ini. Kenapa gak putusin aja cowok itu, cari taksi, pulang, tidur, besok lupa. Tapi dia malah repot2 pergi ke kosanku.
“Terus kamu mau ngapain disini ?” tanyaku dengan malas
“Aku mau nenangin diri dulu kak.....”
Eh. Bukannya lebih enak di rumah ? disitu kan bisa nangis bombay di depan orang tua. Dijamin bakal ditenangin, abis nangis besoknya lega deh. Aku bingung melihat kerapuhannya menghadapi masalah ini.

“yaudah lah terserah” kataku “tapi inget, jangan ribut, jangan keluar kamar, besok pagi saya anterin ke rumah”
“Iya kak” jawabnya...

Jam2 berikutnya diisi dengan obrolan2 yang biasa kami lakukan, soal musik, teknik bermain saksofon. Tak lupa aku menyetel musik keras2 dari laptop dan menyalakan tv agar suara kami tidak terdengar.

Tanpa terasa sudah jam 11 malam
“Aku ngantuk kak....” Kata amanda
“Hmm.... kamu tidur di atas aja, saya biar tidur di karpet” jawabku sekenanya.
“Enggak kak... aku kan tamu. Aku aja yang tidur di karpet” malah enak di gw. Aku pikir. Aku mengiyakannya dan menggelar selimut cadangan di karpet, untuk alas tidur agar agak empuk, dan memberinya selimut tipis serta bantal yang berlebih di ranjang. Aku mematikan lampu, dan juga naik ke ranjang, bersiap untuk tidur.

“Jangan dimimpiin kejadian yang tadi ya..” kataku mengingatkan
“Iya kak....”

Sepi. Aku hanya menatap langit2 sambil memikirkan caranya besok pagi keluar tanpa ketahuan yang jaga kos. Kebetulan aja tadi hujan besar sehingga penjaga kos tidak memperhatikan pintu gerbang. Aku agak kesal dengan sikap Amanda. Sudah malas latihan, dan tidak berpikir panjang. Sebenernya muncul rasa kasihan yang besar dalam diriku. Dia belum dewasa, belum bisa mengambil keputusan dengan matang, dan akibatnya seperti ini. Ada di kos2an guru musiknya, dan tidur di lantai. Yasudahlah. Mungkin Amanda butuh teman malam ini, begitu pikirku.

Entah kenapa aku tidak bisa tidur malam ini, harus kuakui kehadiran Amanda malam ini merusak pikiranku. Bukan jadi buruk, tetapi pikiranku menjadi kotor. Aku pernah melakukan seks, sekali2nya waktu baru kuliah dulu. Pengalaman itulah yang membuatku sedikit membayang2kan bagaimana kalau aku bermain cinta dengan Amanda.

Amanda memang cantik, kulitnya putih dan mukanya manis. Dan fakta2 itulah yang membuat pikiranku menjadi kotor. Coba kalau dia laki2. pasti aku santai2 saja.

Lama aku tidak bisa tidur. Aku sengaja menghadap ke tembok agar tidak melihat Amanda. Tiba2.. Jleg. Aku merasa ranjangku dinaiki orang. Aku kaget, sedikit terkesiap tapi aku berhasil mehanannya. Rupanya Amanda menaiki ranjangku.

“Kak... aku tidur sama kakak ya......” katanya dengan nada merajuk. Damn
Aku tidak bisa menolak karena dia sudah naik ke atas ranjang. “Ehh... ni kalau mau pake selimut. Aku memberikan bagian selimutku pada Amanda. Dia tampak agak malu, dan segera mengambil bagian selimutnya, dan tidur membelakangiku.

Sial. Apa2an ini. Kenapa dia naik ? apa karena kedinginan ? atau keras ? atau kenapa ?
Aku merasakan gerakan di sebelahku.
“Kak... maaf... aku sebenernya masih pengen ngobrol” “gapapa kan ?”
Aku membalik badanku dan mendapati bahwa jarak mukaku dan muka Amanda tidak lebih dari 2 jengkal. Matanya yang memerah menatapku penuh harap.

“Kamu ya... Dengerin. Kenapa sih mesti gini ? kamu sekarang ada di kamar cowok, tidur bareng satu kasur. Ga pantes tau. Apa saya tidur di bawah aja ya” Aku berusaha bangkit.

“Ini yang aku suka dari kakak...” tiba2 Amanda berkata seperti itu.
“Eh........” Aku heran dan mematung sejenak
“Kakak orangnya tegas...” “gak kayak dia.... egois... udha gitu ga pernah bisa tegas dan ga punya pilihan”
“Manda... tapi” Kata2ku terhenti ketika tangannya menyentuh pipiku lembut.

“Aku suka sama kakak” pengakuannya membuatku terhenyak. Apakah benar ? apa Amanda Cuma terbawa perasaan akibat baru mengalami kekecewaan dalam berpacaran ?
Aku mematung. Terdiam. Dalam hati aku mengakui bahwa sosok Amanda yang manis membuatku tertarik. Tetapi selama ini aku selalu me-ignore perasaan itu karena 1, dia sudah punya pacar, dan 2, aku tidak ada waktu untuk perempuan ditengah kesibukan tesis, musik dan ngajar.


“Kak” tangannya terus mengelus pipiku. Aku pun luluh. Tiba2 kami berdua saling memajukan wajah kami masing2. kami menutup mata dan bibir kami pun bersentuhan. Kami berciuman dengan pelan dan lembut. Amanda terus maju ke dalam pelukanku. Aku meraih pinggangnya, dan menggenggam tangan satunya. Telapak kaki kami saling bersentuhan dan saling bertautan.di dalam selimut itu. kami berciuman dengan hangat.

Kami melupakan batas antara guru dan murid. Walaupun umur kami tidak berbeda jauh, hanya enam tahun, namun rasanya ini seperti affair yang aneh antara guru dan murid. Walaupun guru dan muridnya hanya di sekolah musik saja. Kami berciuman sangat lama. Entah kenapa kami berdua tidak berciuman dengan nafsu dan tergesa2.

Tangan kiriku yang menyentuh pinggang Amanda, tiba2 mulai nakal. Tanganku masuk ke dalam t shirt yang dia pakai. Menyentuh kulit halusnya. Amanda tidak berontak. Dia malah terus menciumiku. Amanda pun tidak protes ketika tanganku masuk kedalam celana pendeknya dan memegang pantatnya. Damn. Rupanya dia tidak memakai celana dalam dan BH.

Aku melepaskan ciumanku, dan mulai menciumi telinga dan lehernya.
“Ahh... Kak... ‘ Amanda tampak menikmati perbuatanku. Tanganku terus bermain mencoba membuka celana pendeknya. Amanda tidak berontak, kakinya malah beringsut membantuku melepas celana pendek itu. Pada akhirnya aku melempar celana itu ke lantai. Aku mulai menyentuh pahanya yang sangat mulus. Aku memeluknya erat, menempelkan perutnya di perutku.

“Kak..... “ Amanda memanggilku
“Kenapa ?” Aku menghentikan ciumanku di leher
“Kalau mau itu’... pelan2 ya.... aku belum pernah...” jawabnya pelan dengan nada pasrah dan tatapan penuh harap.
Apa. Masih perawan ? aku kaget. Kupikir setidaknya dia pernah tidur dengan pacarnya. Pantas saja dia tidak bisa menyikapi kelakuan pacarnya dengan benar, pengalamannya sangatlah minim. Aku terdiam. Mematung. Tidak dapat berpikir dengan jernih.

“Amanda... kalau kamu gak mau, jangan....” aku mundur
“Gak apa2 kak. Kalau sama kakak aku mau..” Amanda meraih tanganku.
“Kamu belum pernah.... jangan dipaksa kalau gak mau....” aku berusaha berpikir jernih.
Amanda terdiam, tetapi dia malah masuk ke pelukanku kembali.
“Aku mau....” jawabnya pelan
“Aku Cuma minta kakak perlakukan aku dengan lembut”
“Tapi” aku masih bertahan
“Kak.... aku mau kasih ke kakak malem ini” “itu karena aku suka sama kakak” “dari pertama ketemu, tapi kakak tampaknya cuek sama aku.... tapi aku makin suka karena tau kakak orangnya tegas, dewasa, “

“Amanda, itu cuman perasaan pelarian aja...” jawabku
Amanda hanya diam. Tetapi dia menjawab dengan semakin masuk ke dalam pelukanku.
Dia memelukku dengan erat, dan tidak mau melepasku.
“Aku mau ngelakuinnya cuman sama kakak” amanda tetap gigih. Kami berpandangan sangat lama. Hingga akhirnya aku menciumnya kembali. Pertahanan akal sehatku runtuh.

Tanganku terus melingkari pinggangnya yang ramping itu. Amanda perlahan2 bergerak menindih tubuhku. Badannya naik ke atas badanku. Tangannya mencoba membuka t shirt ku tapi tampaknya dia agak canggung melakukannya. Aku melepaskan tanganku dari pinggangnya dan membantunya membuka atasanku. Setelah itu aku berusaha bangkit dan duduk. Amanda memegang bahuku dan mencoba maju menciumku.

Aku menahannya dan memegang kedua tangannya. Aku menatap matanya lekat2. amanda menatapku malu2. Aku sedikit tegang. Malam ini kedua kalinya aku berhubungan seks. Dan ini yang pertama bagi Amanda. Jantungku berdetak hebat. Aku menggenggam ujung t shirt yang dia pakai. Pelan2 kutarik keatas. Amanda menurut dengan mengangkat tangannya.

Amanda sudah telanjang bulat di pangkuanku. Kedua tangannya disilangkan, menutupi buah dadanya yang kecil. Dia sedikit menunduk dan tampak sangat malu. Pasti ini pertama kalinya dia telanjang bulat di depan laki2.

Aku memegang dagunya dan mengangkat wajahnya. Tak berapa lama kucium bibirnya lembut. Aku menggenggam kedua tangannya dan mulai menciumi lehernya, terus sampai ke buah dadanya yang kecil

Aku menciumi putingnya. Kurasakan badannya agak gemetar, entah karena geli atau agak takut. “Uhh..... Kak... geli.....” Amanda mendesah kecil. Aku berbisik kepadanya “Jangan terlalu berisik ya... nanti bisa gawat kalau ketahuan penjaga kos...”

Amanda mengangguk pelan. Aku melanjutkan menciumi buah dadanya. Sempat kulihat Amanda menggigit bibirnya. Menahan agar dia tidak ribut. “Ngggh.... mmmhhh...” Amanda terus mendesah. Aduh, bagaimana nanti ketika kami sampai ke inti permainan ?.

Aku menyuruh amanda untuk turun dari pangkuanku. Aku segera melepaskan celanaku. Amanda nampak agak kaget ketika melihat penisku. Ini pertama kalinya juga dia melihat penis lelaki langsung. Amanda duduk di sampingku. “Amanda, kalau kamu emang ga siap, mendingan gak usah....” Aku menatap wajahnya yang tampak malu bersemu merah,

“ Ga apa2 kak.... udah sampe sini....” dia tersenyum kecil walau aku bisa merasakan bahwa dia merasa gugup dan deg2an. Aku memegang lembut tangannya dan mencium keningnya. Lalu aku menariknya pelan agar kembali duduk di pangkuanku. Amanda duduk membelakangiku. Punggungnya sungguh mulus dan bersih. Aku mulai menciumi bahunya, terus sampai keleher. Kupeluk erat pinggangnya dan bisa kurasakan tangan Amanda memeluk erat leherku. Lama kuciumi bagian belakang leher dan punggungnya. Tak tahan lagi, pelan2 kubimbing Amanda untuk berbaring di kasur. Aku memegang lututnya dan kulebarkan pahanya.

Aku menindih badannya. Tangan Amanda menahan bahuku. Aku sejenak mematung memandangi Amanda. Patutkah kurenggut keperawanan perempuan manis ini ? Haruskah dia melakukannya denganku ?

Amanda balik menatapku dan berkata “Kak..... pelan2 ya... aku tau pasti sakit pada awalnya”
“Kalau kamu gak mau, bisa kita hentiin sekarang kok..... “ aku menjawabnya.
Amanda menggeleng pelan. “Aku siap kak...........”
 

Kepala penisku menyentuh bibir vaginanya yang telah basah. Pelan2 kugesekkan kepala penisku di bibir vaginanya. Amanda mengejang2 geli. Aku memperbaiki posisi dengan menggenggam tangannya. Kurasakan pelan, penisku memasuki bibir vaginanya. Sempit sekali. Aku berkonsentrasi penuh memasuki vaginanya.

“Nggggh.......Ahhh..... “ Amanda menahan sakit. Bisa kulihat dia menggigit bibirnya dan matanya sedikit berkaca2. “Uhhhh.....” dia menarik napas lega ketika penisku masuk penuh kedalam vaginanya. Aku mulai menggerakkan penisku maju mundur dengan pelan. Amanda tampak menutup matanya, dan meringis seperti menahan sakit. Aku mencabut penisku. Kulihat penisku berlumur darah perawan Amanda.

“Sakit? Kalau kamu ga tahan sakitnya ga usah dilanjutin...” Aku khawatir
“Gapapa kak.....” Amanda tersenyum dengan mata agak berkaca2.
Aku menarik nafas panjang, kuputuskan untuk tidak merubah2 posisi bercinta kami, terlalu dini untuk kami berdua. Ditambah lagi pengalaman kami berdua sangat minim.

Aku kembali memasukkan penisku ke lubang vaginanya. Sudah lebih mudah, walau masih sempit. Kurasakan dinding vaginanya yang hangat mengapit penisku erat.
“Mmmhhhh....kak.. “ Amanda mendesah pelan, dia sudah tidak meringis atau menggigit bibir lagi seperti sekarang.

Aku terus memaju mundurkan penisku dengan pelan namun temponya stabil. “Uhhh.....” Amanda tiba2 mencengkram erat bahuku. Seakan ingin mencakarnya. “Mmmmhhh” Kaki Amanda mencengkram erat pinggangku. Aku tahu dia akan orgasme. Terlalu cepat mungkin. Tetapi wajar. Karena ini pengalaman pertama bagi Amanda. Dia belum tahu bagaimana mengatur tempo, merubah posisi, ditambah lagi malam ini semuanya aku yang mengendalikan.

Amanda terus bersuara kecil mengikuti tempo goyanganku. “Nggg... mmmmhh....”
Tiba2 aku menghentikan gerakanku. Aku tak ingin aku bablas keluar di dalam. Kaki amanda kuat mencengkram pinggangku. Malam ini adalah pengalaman pertamanya. Wajar jika dia tampak tegang atau gugup. Aku tak mau jika ketegangannya mengakibatkan kecelakaan yang tidak diinginkan.

“ah.... kenapa kak ?” tanyanya polos dengan nafas tidak teratur
“Enggak... tadi kamu ngejepit pingganggku terlalu keras... aku takut kalau nanti aku keluar di dalem...” jawabku.
“oh.... “amanda
“kamu santai ya sayang....” aku mengelus rambutnya lembut dan dia hanya mengangguk pelan.

Pelan2 aku mengisyaratkan agar Amanda tidur tengkurap. Dari belakang aku memposisikan kepala penisku tepat di lubang vaginanya. Pelan2 aku masukkan kembali. “hmmhhh... aaahhhh...” Amanda kembali mendesah ketika kumasukkan penisku. Aku memeluk pinggangnya dan membimbingnya naik. Kami bercinta dalam posisi doggy style. Tangan Amanda bertumpu pada kasur. Aku menggerakkan penisku maju mundur sembari memegang erat pinggangnya. “Uuuuuh.... Ahhh..... “ Amanda tidak bisa menahan lagi suaranya. Entah karena kesakitan atau keenakan. Tapi kalaupun kesakitan, dia tidak berontak. Amanda terus mengerang. Entah berapa lama kami melakukannya. “Kak.... aku... ahhh”
 
Aku tau Amanda akan segera orgasme. Tapi aku tidak mencebut penisku. Aku malah makin bernafsu menggerakkannya. Tumpuan tangannya semakin lemas. Aku secara refleks malah menarik tangannya kebelakang agar posisi tubuhnya tetap stabil. Aku merasakan tubuhnya menegang dan vaginanya menjepit erat penisku. “Aaaaah..... aaaahh..... nggghh....” Amanda mengerang tanpa mempedulikan keadaan kamar kosku yang mungkin saja suara malam itu bisa bocor ke kamar sebelah. “Ngggghh... aaaaaaaaaah”. Tak berapa lama aku langsung mencabut penisku dan spermaku lalu muncrat berantakan di luar vaginanya. Amanda langsung dengan lunglai menjatuhkan diri ke kasur. Aku pun merebahkan diri di sebelahnya. Kami berpandangan dengan cukup lama dan berpelukan sampai kami tertidur.

Kini, kami bukan murid dan guru lagi. Tapi lebih dari sekedar itu. Kami sering menghabiskan waktu bersama di luar les, karena kami sekarang menjadi sepasang kekasih. Kejadian malam itu, tidak pernah terulang lagi sampai sekarang. Dan kami tidak pernah mengungkitnya lagi. Biarkan malam itu ada untuk dikenang saja dalam hati kami masing2.

Ngentot Dengan Cewe Asing


Pada saat tiba di Bandara Cengkareng dengan tujuan Balikpapan , aku menumpang pesawat Garuda, ketika aku mencari tempat duduk dimana aku selalu duduk dipingir, Aku melihat seorang wanita bule yang sudah menempati tempat duduk di 20F, tempat dudukku, karena aku selalu duduk didekat jendela, wanita itu berumur sekitar 30 an tahun dan mempunyai sepasang bra yang sangat luar biasa, sangat jelas karena dia memakai baju you can see, kulitnya putih mulus dengan bulu-bulu halus di lengannya
Kutaksir tingginya sekitar 175 cm, sementara aku sendiri sekitar 171 cm dan umurku 29 tahun, berkulit sawo matang.

Aku pun menegurnya dengan sopan, "is it yours" kataku sambil menunjukan tiketku ,dia pun melihat tiketnya dan berujar "I am sorry I thought is mine" dia pindah ke nomor 20E tepat disebelahku, ketika dia berdiri tanpa sengaja branya menyentuh dadaku, terasa dua bola besar yang sangat padat dan kenyal menyentuh membuat adik kecilku langsung berdiri keras, aku pun buru-buru masuk ke jalur dan duduk secepatnya ke bangku 20F, terlihat dia tersenyum kecil dan kelihatan cantik sekali dengan dua buah lesung pipit dan bibir yang sangat penuh dan ranum.

Ketika dia duduk disebelahku langsung dia membuka percakapan "where do you head? "I am going to Balikpapan and you" dia menjawab sambil mengerling " as same as you", ohhhh ya sambutku dengan senang tentunya, "where are you staying ? kataku " I am staying at B****** at jln Sudirman" jawabnya, aku pun cepat menjawab " Hey that is the place I am staying too" , dia tertawa renyah sekali hey " that is good " katanya.

Tidak terasa kami pun tiba di Bandara Sepinggan dan bus hotel telah menjemput kami, sesampainya di hotel aku mendapat kamar di lantai 3 dan dia di lantai 6. Kami berpisah dan dia berkata " I'll call you at night" aku pun menjawab " oh oke I'll be waiting.

Akupun tertidur dan terkejut ketika bangun waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, aku pun cepat mandi dan memesan makanan di kamar setelah makan, aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam kok dia tidak menelpon. Aku mulai gelisah mondar-mandir kiri kanan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, ingin rasanya menelpon tetapi karena ingin jaim akupun tidak melakukan, langkah apapun. Ketika aku sudah mulai tertidur terdengar bel kamar berbunyi, Ketika kubuka si bule berdiri di depan pintu dengan memakai kaos you can see dengan celana pendek dan sandal" aku pun terbengong karena aku sendiri cuma pakai celana pendek. "hey what's up? kataku spontan. Dia menjawab "I couldn't sleep Andy can I come in? , "sure" jawabku, setelah dia masuk aku ingin memakai kaus lalu dia bilang, " no its okay" "it is not bothering me" jawabnya sambil tersenyum lalu melanjutkan "you got hot body jawabnya" sambil membelai badanku. Aku pun tersipu malu dan agak jengah, maklum aku jarang berdekatan dengan wanita bule.

Kami pun terlibat pembicaraan hangat dan minum bir yang telah dipesan, ketika waktu sudah menunjukkan pukul 1.30 malam dia mau pamit, "I am going back to my room" katanya. Aku pun sedikit kecewa. Aku pun mengambil langkah yang sangat berisiko' "Shelly do you think, can I kiss you a goodnight sleep?, dia melihat lalu mengangguk, posisinya dia sedang duduk di pinggir tempat tidur, Aku pun pindah dan duduk disampingnya, Aku mencium pipinya lalu secepat kilat kucium bibirnya dengan ganas, dia meronta, "hey hey what are you doing?" aku sudah tidak peduli lagi, tanganku sudah masuk ke balik kutangnya, terlihat shelly meronta dengan hebat, beruntung aku sering fitness, biarpun body wanita itu lebih tinggi dari padaku, tapi badanku yang sangat kekar mampu menahan rontaanya, aku menutup seluruh bibirnya, sambil lidahku, kupermainkan ke rongga mulutnya.
 

"Aaaahhhhhhh" dia melenguh pelan, mungkin mulai terangsang dengan rabaan dan ciuamanku yang ganas, " Aku merasa tangannya sudah mulai memeluk ku dan dia berkata " Okay do you want to have sex, "Lets do it but do you have condom?", aku menjawab "yes I got that in my bag" aku pun berdiri mempersiapkan condom dan kulihat dia berdiri membuka pakaiannya, terlihatlah body yang belum pernah aku lihat seumur hiduppku, body yang luar biasa bagus dan sporty banget, terlihat dua buah paha yang sangat kencang dan pantat yang sangat menyembul atau mentul, buah dada yang sangat besar dan kencang leher yang sangat indah, dan V#### yang luar biasa sempurna dan merah jambu dengan bulu yang sangat tipis karena dicukur. lalu dia mendekat sambil berkata "babe come here, dengan ganasnya dia mencium bibirku, dan tangannya langsung membelai tubuhku sampai ke ujung K### ku, terasa sangat bernafsu aku jadinya.

Kemudian dia merebahkanku ke tempat tidur, mulai menciumku dari bibir terus ke leher, pelan merayap ke lenganku, sambil terus mempermainkan lidahnya dan rintihan yang sangat merangsang "heemmm hemmm, terus bibirnya merayap ke ketiakku yang tidak berbulu karena selalu kucukur, dia mempermainkan lidahnya di situ cukup lama sambil berkata "smell good honey," tangannya terus merayap ke sekujur tubuhku, bibirnya terus menggigit dadaku, turun ke perut, akhirnya sampai ke K#### ku, tapi dia tidak langsung menghisap ke situ, melainkan menjilat lekukan pahaku sambil berkata "you turn me on babe" terus turn ke Z###ku dan terus ke lobang analku, aku pun melayang layang kenikmatan karena belum pernah mendapatkan service yang seperti ini. Kemudian ketika sudah cuku lama, aku pun membalikkan badannya yang putih mulus dan sangat sintal itu, Kemudian mencium bibirnya dengan ganas terus turun ke lehernya, lalu kujilat lama sekali di ketiaknya dan ketika kuraba M### terlihat sudah sangat becek diapun melenguh dengan EMMMMMMM, sambil menjambak rambutku, aku pun terus turun ke buah dadanya yang sangat kenyal, sambil kujilatin dan kugigit gigit sampai print bibirku ada dimana-mana terus turun ke perutnya yang sangat tipis, terus menuju ke V####nya, disitu kubenamkan bibirku, dan kurasakan sesuatu yang berbau keju tapi sangat bersih, kulihat badannya mengejang dengan hebat, terus kujilat sambil sesekali lubang anusnya kumasuki dengan lidahku, terlihat sudah sangat basah sampai dapat kutemukan kitorisnya dan terus kujilat.

Dan setelah beberapa saat dia berkata "I'll Came babe" Oooohhhhhhhhhhhhhh, dan M###nya pun sudah sangat banjir, cepat aku merangkak sebelum dia orgasme yang tinggal beberapa detik cepat kusambar condom dan setelah set dengan cepat aku masukkan P####ku yang lumayan besar untuk ukuran kita, dan kulihat dia menjerit begitu menerima K###ku, terus kupermainkan pinggulku dan kulihat dia mengejang dengan hebat "AAAHHHHHHHHHHH babe" sambil memeluk tubuhku dengan ganas, aku pun terus memompa, setelah 15 menit, kuminta dia untuk menungging, kumasukan dari belakang, tetapi sebelumnya kujilat lagi M###nya yang sudah sangat basah, dan akhirnya kumasukkan lagi terlihat dia mengejang setelah, Kuhitung dia sudah 3 x mengalami orgasme tetapi aku belum , kubisikan suatu kalimat di telinganya dan dia mengangguk setuju, kucabut P###ku dan kujilat lubang pantatnya samapai sudah sangat basah, kemudian kuarahkan P### ku yang masih sangat keras ke anusnya, ketika masuk aku merasa dia mengerang semakin hebat, terus kuarahkan P###ku ke sana dengan ganas sambil meraba bra dan menjilat leher dan punggunya, ketika aku berkata I'll come babe, dia berkata " let me suck it" cepat dia berbalik, lalu membuka condom dan terus memasukan K#### ke dalam mulutnya yang sexy sambil terus mempermainkan lidahnya, terasa berdenyut ujung K#### ku dan keluar di mulunya terus dia mempermainkan lidahnya dan membersih kan ujung lubang K###ku " Oh geli dan nikmat sekali rasanya, akhirnya aku rebah disebelahnya.

Dan dia memelukku dengan sangat mesra sambil berkata, You will be mine honey, I love you babe, " aku pun membalas ciumannya sambil memeluk erat tubuh sexynya, dan berkata "love you to honey"
Kami hanya melakukan satu kali aja malam itu, tetapi itu sudah cukup karena forplay yang cukup lama baru penetrasi, yang penting kualitasnya bukan kuantitas atau banyaknya hubungan itu,
Sekarang shelly sudah resmi menjadi calon istriku tercinta

Bercinta Dengan Gadis Bule

 
Namaku Har, aku berumur 34 tahun, statusku sudah punya isteri dengan anak tiga laki-laki semua. Kata teman-teman kuliahku aku memang jantan di ranjang hal ini terbukti bahwa anakku laki-laki semua. Menurut teman-temanku untuk mempunyai anak laki-laki suami harus jantan di ranjang karena sperma calon anak laki-laki akan bertahan hidup bila kemaluan wanita sudah basa atau istilah kasarnya becek dan untuk membuat vagina tersebut basa membutuhkan pemanasan dan permainan sex yang lama kalau tidak anaknya akan menjadi perempuan.

Maka dari itulah teman-temanku bilang bahwa aku jantan walaupun badanku tidak besar dan tinggi. Aku bekerja di salah satu perusahaan ekspedisi tour and travel. Kebetulan setiap summer season banyak bule yang ikut ke program perusahaanku dan banyak sekali. Rata-rata mereka masih mahasiswa yang muda dan cantik yang mayoritas datang dari Inggris dan Amerika.

Pengalamanku ini terjadi ketika tahun 2001 di mana pada musim summer perusahaanku mulai membuka program tour and travelnya. Pada musim itu banyak sekali turis mahasiswa yang datang dari mancanegara yang datang ke lokasi program kami. Lokasi program kami berada di luar pulau Jawa di pulau terpencil yang memang khusus untuk turis tersebut. Pada saat program sedang berjalan akupun berangkat ke lokasi tersebut untuk menjalankan program perusahaanku.

Setelah beberapa minggu aku melaksanakan kegiatan bersama-sama turis tersebut yang kebanyakan wanita muda, cantik dan seksi aku berkenalan dengan salah seorang turis yang sangat cantik dan seksi dengan tubuh besar (sesuai dengan tinggi dan postur tubuhnya) dan tinggi yang bernama Hildy. Sejak perkenalan itu kami sering bercengkerama dan mengobrol dengan akrabnya. Bahkan bila kita bertemu sehari salah satu dari kami akan mencari yang lainnya dan seringkali bila tidak bertemu sehari dia selalu "I miss you".

Hingga pada malam minggu ketika kami sedang berpesta aku dan Hildy mengobrol sambil dia menenggak minuman keras dan bir. Aku sudah lama berhenti minum minuman keras hanya sekali-sekali saja dan malam itu aku hanya minum seteguk dua teguk saja. Ketika malam semakin larut aku berpisah dengan Hildy dan dia bersama lelaki lain yang temanku juga. Sebetulnya aku sangat menginginkan sekali menghabiskan malam itu dengannya dan aku ingin sekali bermain seks dengannya tapi aku masih takut kalau-kalau akan di tolak jadi aku biarkan dia bersama temanku yang memang bule juga.

Karena suasananya begitu ramai dan semua orang sedang bermabuk ria aku melihat Hildypun mabuk berat dan aku perhatikan dia mulai berbuat tak senonoh dengan membuka baju di pantai bersama lelaki tersebut. Tentu saja aku kaget dan langsung menghampiri sambil menegurnya

"What are you doing with him? you drunk Hildy" aku menegurnya dengan nada agak tinggi
"What's wrong with me Har? we are just having fun don't worry" Hildy menjawab dengan sedikit kekecewaannya karena aku telah mengganggu kesenangannya.
"No, you cann't do that Hildy that is not good for us and for local community.. so please put on your dress now" aku sedikit memerintah dengan nada yang agak tinggi.
"No Har, we are having fun now and you know, you are annoying me Har"
"I don't care about that, I just want you to put on your dress now and go home if you still do that and please tell him too"
"No!" dia menjawab agak keras dan itu membuatku semakin marah sekali karena dia tidak mau mengikuti saranku. Akhirnya dengan nada yang lebih keras dan kasar aku lontarkan kepada dia dan lelaki tersebut.
"If you wanna fuck with him please! But not in here take him your hut and fuck in there"..
"Why are you so rude Har? I don't like you.. and why are you doing this?" dia mulai marah dan menangis.

Aku tetap bersikeras menyuruhnya berhenti dengan mengancam akan melaporkan kepada ketua kami biar mereka dapat sangsi. Akhirnya lelaki yang bersamanya takut dan pergi, kemudian Hildy mengenakan kembali pakaiannya sambil duduk di tanah dengan masih hanya menggunakan celana dalam. Kemudian aku menasihatinya dan akhirnya dia dapat memahami kenapa aku berbuat seperti itu.

"Tell me Har, why are you doing this to me?" dia masih bertanya dengan pertanyaan yang sama dengan matanya agak sembab karena menangis.
"Because you are my friend and I don't want something happen to you"
"But why?"
"Because I like you" aku spontan menjawa pertanyaannya karena di desak terus.
"I like you too Har" aku senang dengan jawabannya dan tanpa diduga Hildy langsung mencium bibirku.

Aku agak gelagapan karena tidak menyangka akan dicium tapi naluri lelakiku langsung muncul dan akupun membalas ciumannya. Ciuman kami semakin liar dan bernafsu, aku semakin tidak dapat menahan gejolak yang ada dalam diriku. Karena tidak tahan lagi, tanganku langsung bergerilya ke buah dadanya dan kemudian turun ke sela-sela selangkangannya. Aku mainkan lubang kemaluannya dari luar celana dalamnya dan dia membuka kakinya lebar-lebar. Kami masih tetap berciuman dan tanganku masih bermain di daerah selangkangannya. Kurasakan celana dalamnya semakin basah oleh cairan yang terus keluar dari dalam vaginanya, kugesek-gesek terus selangkangannya dan dia semakin mengerang sambil menciumku dengan penuh nafsu.

Birahiku sudah memuncak dan penisku sudah berdiri tegak di balik celanaku. Karena kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan karena saat itu kami berciuman di pinggir pantai maka kamipun menghentikan permainan seks kami takut kalau ada orang yang akan melihat perbuatan kami walaupun kita sama-sama sedang berada di puncak birahi tapi kita tahan. Setelah mengobrol beberapa saat kamipun berpisah ke rumah masing-masing dan dia berjanji akan menemuiku besok untuk membicarakan tentang kelakuannya.

Keesokan harinya kamipun bertemu dan aku ajak dia ke rumahku karena aku harus mempersiapkan keperluanku untuk pergi ke pulau lain guna membantu temanku melaksanakan progamku. Di rumahku kami sempat berciuman tapi tidak sampai bermain seks. Aku dan dia berpisah untuk satu hari dan aku merasakan betapa rindunya tidak bertemu dengannya satu hari. Di lokasi baruku aku mencari sesuatu yang menarik untuk dijadikan hadiah dan aku temukan cinderamata yang indah sekali. Setelah satu hari berpisah kamipun bertemu lagi dan aku kaget sekali karena tidak biasanya sikap Hildy berubah. Aku terus berfikir apa gerangan yang terjadi sehingga sikapnya berubah seperti itu. Ternyata aku baru tahu bahwa ada seseorang telah membocorkan statusku kepadanya dan aku tidak dapat mengelak lagi ketika dia menanyakan itu. Karena takut kehilangannya akupun berbohong bahwa aku dan isteriku sedang pisah tapi belum bercerai dan dia agak lega walaupun sedikit kecewa karena aku tidak bilang sebelumnya.

Setelah keadaan tenang akhirnya aku sampaikan bahwa aku memiliki sebuah hadiah untuknya dan dia boleh mengambilnya kapan saja di rumahku. Ketika malam tiba, Hildy menghampiriku dan bilang kalau dia ingin mengambil hadiahnya malam itu. Kemudian kami pulang sama-sama ke rumahku.

Hildy sangat senang sekali dengan hadiah yang aku berikan dan dia memberikan kecupan dan ciuman. Tentu saja aku langsung menyambut ciumannya dan kamipun bergumul sambil berciuman di atas ranjangku. Nafasku dan nafasnya semakin memburu, dengan erangan-erangannya yang membuatku semakin bernafsu. Kumainkan lidahku di dalam mulutnya dan diapun memainkan lidahnya. Kami saling berpagut, tanganku tidak tinggal diam, tanganku merayap ke balik BHnya dan payudaranya yang putih mulus serta besar kuremas-remas sambil putingnya kupelintir-pelintir erangan Hildy semakin keras.

Aku buka bajuku dan Hildypun membuka bajunya hingga kami telanjang bulat. Aku cium lagi bibirnya, lalu ke bagian leher dan terus ke dua gundukan susunya yang aduhai. kuhisap pentilnya yang berwarna coklat muda aga kemerah-merahan, semakin kupercepat hisapan dan permainan lidahku di pentilnya erangan Hildy semakin keras. Sambil masih mengisap pentilnya tanganku bergerilya di sela-sela selangkangannya. Kurasakan rambut-rambut halus yang lebat di sekitar lubang kewanitaanya membuatku semakin bernafsu. Kuelus-elus rambut di vaginanya lalu jari-jariku memainkan klitorisnya yang sudah basah sejak dari tadi. Mulutku masih terus bermain di kedua susunya saling bergantian dan jari tengah tangan kanan terus memainkan klitorisnya sambil sekali-kali masuk ke dalam liang kenikmatan tersebut. Aku semakin dalam memasukkan jari tengahku ke dalam lubang kenikmatan tersebut. Kulihat Hildy semakin liar dan kepalanya ke kanan dan ke kiri menahan nikmatnya sensasi yang aku berikan.

"Oohh Har.. yes.. oh God.. yes.. yes good.. keep going.. Har" erangannya semakin menjadi-jadi di sela-sela kenikmatan yang aku berikan.

Kulihat cairan di dalam vaginanya semakin banyak, lalu aku hentikan permainan jari dan mulutku di kedua susunya. Kemudian aku berpindah ke bawah kakinya dan berjongkok, tanpa aku perintah kakinya telah dibuka lebar-lebar sehingga belahan vaginanya dapat dengan jelas kulihat dengan bulu-bulunya yang agak pirang. Di bagian selangkangan sebelah kiri persis di atas vaginanya aku melihat sebuah tato bergambar burung dara yang berwarna.

Kuperhatikan tato tersebut dan aku akui dengan tato tersebut gairahku nafsuku bertambah dan tato itu menambah keseksian tubuhnya terutama bagian daerah kewanitaannya. Kukecup tato itu lalu aku turun dan kecium setiap jengkal di daerah sensitif tersebut, bulu-bulunya kugesek-gesekkan di mukaku. Lalu ciumanku turun ke bawah lagi dan kusingkapkan bulu-bulunya dan lidahku mulai menelusuri daerah kewanitaanya dari atas hingga lidahku berhenti di klitorisnya. Sambil kuperhatikan wajahnya yang cantik itu kujilati dan kusedot klitorisnya yang berwarna kemerah-merahan karena kulitnya yang bule.

Nafas Hildy semakin memburu dan sesekali menjerit karena tidak menahan nikmatnya ketika klitorisnya kusedot. Mata Hildy masih tertutup dengan mulut yang terbuka sambil mengeluarkan erangan. Kini lidahku turun lagi ke lubang vaginanya, lalu kubuka lubang surga tersebut dengan kedua tanganku, maka aku semakin dapat melihat dengan jelas isi dalam gua tersebut. Setelah kuperhatikan kumasukkan lidahku ke lubang tersebut dan jari tanganku yang lain memainkan klitorisnya. Kedua kaki Hildy menegang seakan-akan ingin merapatkan kakinya. Sambil kutahan dengan kedua tanganku agar kedua kakinya tidak merapat kuhisap dan kutusuk terus lubang vaginanya dengan lidahku.

"Oohh.. Har.. keep going.. oohh harder.. faster baby.. oohh.. keep going.. ohh yess.. i am cumming.. am cumming.. oohh yess..!"

Untuk pertama kalinya Hildy mengalami orgasme dengan kakinya yang menegang dan lidahku masih terus menjilati lubang surganya. Kurasakan cairan terus keluar dari vaginanya, aku menikmati harumnya cairan tersebut dan tak henti-hentinya kujilat terus cairan tersebut.

Senjata rudalku sudah sangat tegang dan kurasakan lubang vagina Hildy sudah basah sekali oleh cairan dan ludahku. Tiba-tiba Hildy menarik badanku untuk berada di atas tubuhnya, lalu akupun menuruti apa maunya Hildy. Aku beranjak ke posisi di atas tubuhnya kemudian aku cium lagi bibirnya dan dengan bernafsunya Hildy membalas ciumanku bahkan lidahnya yang mengambil alih kendali di dalam mulutku. Sambil masih berciuman kuarahkan rudalku yang sudah memakai sarung kondom dengan tanganku untuk memasuki lubang surganya. Tanpa mengalami kesulitan rudalku dengan mudahnya memasuki lubang vaginanya hal ini karena memang vagina Hildy sudah basah sekali.

Kurasakan tulang panggul di dalam vaginanya menjepit penisku dan serasa lubang vaginanya agak sempit. Lalu kugenjot pantatku dengan irama naik turun dan setiap kali kumasukkan rudalku ke dalam vaginanya kurasakan gesekan tulang panggul di dinding vaginanya yang membuat batang penisku semakin menegang dan mengeras dan sensasi yang kurasakanpun semakin dasyat. Nafas Hildy semakin memburu dengan erangan yang halus kuperhatikan wajahnya memberikan ekspresi yang sedang kenikmatan. Matanya terkadang ditutup dan dibuka dengan kepalanya yang bergoyang ke kiri dan ke kanan merasakan nikmatnya rudalku yang keluar masuk vaginanya.

Mata Hildy terbuka dan menatapku tajam sambil mulutnya mengeluarkan erangan kecil, "Ohh yess.. ohh you bastard.. you make me crazy, Har.. ohh yes keep going.. harder.. ohh.." Mata kami masih saling berpandangan dan tubuh Hildy menegang, dia merasakan orgasme yang kedua.

Aku masih terus menusuk vaginanya yang sudah basah sekali oleh cairannya. Rudalku masih terus melakukan irama keluar masuk lubang vaginanya. Lama kami bermain seks saat itu hingga Hildy merasakan orgasme 4 kali dan 1 kali sewaktu pemanasan. Hingga akhirnya jebol juga pertahananku di ronde ke 4. Kamipun berpelukan dan berciuman lagi sambil merasakan nikmatnya bersetubuh yang cukup lama dan memuaskan. Aku masih memeluk Hildy dengan keadaan kami masih telanjang dia berkata:
"You know Har, I've never met a guy as strong as you before..you are so strong and I really satisfied. It is crazy because I've never get 5 times orgams, it's really really great".

Aku merasa bangga dan tersanjung dengan pujiannya itu. Ternyata walaupun badanku tidak tinggi besar dan dengan penisku yang standar orang Indonesia bisa memuaskan gadis bule yang badannya jauh lebih besar.

"Really..? I am glad to hear that Hildy.. I like to have a sex with as well.. it is so fucking great"

"Western man never give me cumm as many as you did Har.. mostly, they are selfish and they don't care about us whether we satisfy or not. They just think their satisfaction, but with you I feel new sensation cause you are not selfish and you can make me satisfy with many cums.. he he."

"Thanks Hildy.., I satisfied as well and you have a great pussy and I like your boobs as well.. but the most I like you is you are so pretty and you know your tatoo it is great it makes me passion everytime I look it he he.."

Dengan bangga akupun memberinya pujian. Kami sama-sama kecapaian dan masih saling berpelukan dan terkadang berciuman kamipun tidur dengan tubuh masih telanjang bulat. Hingga akhirnya pada tengah malam dan pagi harinya kami melakukannya lagi berulang-ulang. Malam itu aku bermain sex 4 kali dengannya dan ronde yang kita lewati sampai 5-6 ronde.

Setelah aku menghabiskan 4 kali permainan seks yang mengasyikkan malam itu. Pagi harinya aku menyiapkan sarapan pagi dan menghabiskan waktu pagi hari itu dengan mengobrol dan bercengkerama. Kami sama-sama tau bahwa walaupun kami sudah pernah berhubungan seks dengan orang lain tapi aku tetap menjaga kesehatan begitu pula dengan Hildy. Bahkan sempat dia menanyakan apakah aku pernah berhubungan seks dengan PSK (Pekerja Seks Komersil) aku bilang belum pernah. Mungkin dia takut kalau-kalau aku punya penyakit kelamin. Begitupun dengan dia, aku tanyakan juga pengalaman seksnya, karena aku takut terkena penyakit. Hildy bilang bahwa dia juga berusaha menjaga kesehatan.

Kami masih terus bercerita tentang masa kecilku dan masa kecilnya, pembicaraan terus berlanjut kepada masalah keluarga. Dengan cerita kami tersebut kami jadi tahu masing-masing kebiasaan dan seperti apa keluarga kami. Kami bercerita masih di atas ranjang bahkan Hildy hanya menggunakan celana dalam dan BHnya saja sedangkan aku celana pendek dan kaos oblong.

Menjelang siang hari, obrolan kami sudah ngelantur kesana kemari dan masih dengan celana dalam dan BHnya Hildy tiduran di ranjang, melihat itu akupun tidak tahan melihat kemulusan tubuhnya yang bule. Kudekati dia dan kucium bibirnya. Hildy membalas ciumanku, kami saling memainkan lidah di mulut kami sambil tak lupa aku meremas-remas payudaranya yang montok. Kemudian ciumanku berpindah dari mulut ke kuping dan kusedot-sedot kuping Hildy hingga membuatnya menggelinjang menahan birahi dan gairah di sekitar telinganya yang memang memberikan rangsangan sangat hebat. Kemudian ciumanku turun ke leher dan akhirnya di dua gundukan bukitnya. Dengan menyungkil kaitan BH di belakangnya terbukalah dua bukit yang aduhai. Kini kedua bukit itu makin jelas karena sinar di siang hari memberikan cahaya yang lebih terang.

Kuperhatikan dua bukit itu dengan seksama dan terlihat jelas sekali ada perbedaan warna antara badan dan di sekitar dua bukit itu. Karena HIldy sering berjemur ria di pantai maka terlihat bekas BH di kedua payudaranya memberikan warna yang sangat putih pucat dengan puting yang berwarna coklat muda. Tapi aku justru menyukai kulit payudaranya yang putih itu. Tanpa pikir panjang kusedot putingnya sambil tanganku yang satunya memainkan puting yang lainnya.

Lama aku memainkan putingnya hingga akhirnya tanganku yang satu turun ke bawah dan menyelusup ke balik celana dalam berwarna hitam. Kurasakan gundukan rambut halus di vagina Hildy, dan aku elus-elus rambut-rambut halus tersebut. Kemudian jari tengahku menyentuh klitorisnya dan ketika ku tarik elusan jari tanganku dari bawah ke atas (dari lubang vaginanya hingga ke klitoris) kurasakan vaginanya sudah basah dan ketika jari tanganku sampai di klitorisnya, Hildy menarik nafas panjang sambil mengeluarkan suara lenguhan.

Jari-jemariku semakin basah oleh cairan dari vagina Hildy dan mulutku masih memainkan putingnya. Aku mendengar suara lenguhan Hildy yang semakin keras dan akupun mempercepat memainkan klitorisnya setelah itu jari tengahku turun dan kumasukkan jari tengahku ke dalam lubang surganya. Nafas Hildy semakin memburu dan lenguhannya semakin keras, apalagi saat jariku menyentuh dinding atas vaginanya di mana G-spot berada kata para pakar. Hildy semakin tidak dapat menahan rangsangan yang aku berikan walaupun hanya dengan jariku rangsangan yang dia terima begitu dasyat apalagi ketika kumasuk dan keluarkan jariku dari lubang vaginanya.

Hildy tidak dapat menahan dirinya lagi, dengan lenguhan yang semakin keras dan nafas yang memburu serta tidak beraturan Hildy menjerit merasakan orgasmenya yang pertama.

"..Oohh Har.. yess.. i am cumming" ternyata Hildy sudah mencapai orgasme yang pertamanya. Dalam hatiku aku bergumana ingin sekali tahu berapa kali Hildy memperoleh orgasmenya, akan kuhitung kali ini.

Aku tidak puas dengan jari-jari tanganku di vaginanya lalu aku beranjak dan melepaskan hisapanku dari payudaranya kemudian aku membuka celana dalam Hildy. Ketika celana dalamnya sudah merosot sekali lagi aku melihat tato indahnya yang persis di atas vagina di selangkangan. Lalu kucium lagi tato itu dan turun ke daerah lubang kewanitaannya. Karena siang hari sinarnya lebih terang kini aku dapat melihat dengan jelas bentuk dan warna vaginanya yang merah dan menantang. Aku membayangkan warna vaginanya mirip sekali dengan yang ada di film-film blue. Saat itu aku senang sekali karena dapat merasakan vagina bule yang selama ini aku impikan.

Kubuka belahan bibir vaginanya dan sebelum lidahku menjulur mencapai klitorisnya masih sempat aku melihat ke bagian dalam vaginanya yang begitu indah dan menggairahkan. Kucium aroma vaginanya dan kurasakan aroma itu begitu wangi dengan aroma yang lain daripada yang lain. Kubayangkan ternyata wanita yang suka merawat vaginanya memiliki aroma yang sangat wangi dan sangat menggairahkan sehingga tidak bosan-bosannya kucium aroma itu. Lalu aku cium dan kuhisap klitorisnya sambil kutarik-tarik dengan mulutku. Hildy semakin mengerang bukan lagi melenguh karena tarikan klitorisnya oleh mulutku membuatnya geli tak tertahankan. Lidahkupun turun ke bawah dan kumasukkan lidahku ke dalam lubang surganya. Lidahku bermain di dalam lubang itu dengan sekali-kali ujung lidahku kuarahkan ke bagian atas vaginanya dimana daerah sensitif itu berada.

Lama aku melakukan ciuman-ciuman dan jilatan di daerah kewanitaannya, hingga pada akhirnya aku merasakan kaki Hildy mulai menegang. Aku melirik ke arah wajah Hildy yang semakin memerah dan menegang raut mukanya. Aku tahu bahwa sebentar lagi orgasme keduanya akan datang, maka aku percepat jilatanku di dalam lubang dan klitorisnya. Tiba saatnya dia mengerang keras sambil pantat dan badannya terangkat dengan ditopang kedua tangannya.

"Oohh God.. I'm cumming Harr.. oohh yess.. bastard.."

Tercapailah orgasme keduanya aku senang sekali bisa membuatnya orgasme dua kali hanya diwaktu pemanasan. Kini aku membuka celana dan bajuku kemudian aku tiduran dan menyuruhnya untuk mengambil posisi di atas tubuhnya yang kecil ini. Sambil duduk di atas tubuhku Hildy memasukkan penisku ke dalam vaginanya dan dia mulai menggoyang-goyangkan pantatnya maju mundur. Sambil matanya yang merem melek Hildy terus mengikuti irama pantatnya maju mundur, kudengar erangannya yang lembut. Untuk membuat sensasi baru tanganku memainkan klitorisnya sementara Hildy tetap melakukan irama goyangan maju mundur sambil duduk. Jari-jariku terus memainkan klitorisnya hingga kulihat Hildy mempercepat tempo gerakannya. Semakin cepat gerakan Hildy maka kupercepat pula jariku memainkan klitorisnya.

"Oohh.. yess.." pertahanan Hildy jebol untuk yang ketiga kalinya. Setiap kali dia orgasme aku menghitungnya di depan dia sehingga membuatnya tertawa dan sedikit malu-malu.

Keringat mengucur di tubuhku dan tubuh Hildy, aku melihat Hildy sudah begitu lemas dan sepertinya tidak dapat melakukan gerakan lagi di atas tubuhku. Sedangkan aku masih belum apa-apa, maka akupun mengambil alih posisi dengan menyuruhnya melakukan posisi nungging aku ingin melakukan doggy style. Dari belakang aku dapatmelihat belahan vaginanya kemudian kubuka kakinya lebar-lebar. Kucoba memasukkan penisku sendiri tapi ternyata sulit dan tanpa diperintah tangan Hildy membimbing penisku untuk memasuki vaginanya dan amblaslah penisku di dalam. Gerakkan maju mundur pantatku kulakukan dengan tempo yang tidak terlalu cepat. Aku merubah posisiku seperti nungging pula dan tanganku yang lainnya memainkan klitorinya sambil kugerakkan pantatku maju mundur dan sambil kusodok-sodok vaginanya. Hildy sudah tidak dapat menahan lagi untuk menerima orgasme yang keempat dan dengan cepat sekali Hildy sudah memperoleh orgasmenya yang keempat.

Aku sudah puas dengan posisi doggy style kemudian kusuruh Hildy untuk tiduran dan dia langsung membuka kakinya lebar-lebar. Karena penisku sudah menegang sekali maka tanpa kuarahkan dengan tanganku dengan mudahnya penisku dapat amblas di lubang vagina Hildy. Aku semakin beringas membuat gerakan maju mundur dan terkadang kuputar-putar pantatku sehingga penisku yang berada di dalam vaginanya menyentuh sekeliling dinding vaginanya. Semakin kuputar pantatku erangan Hildy semakin keras dan orgasmepun datang lagi. Aku merasa bangga dengan diriku karena bisa memuaskan seorang gadis bule yang besar. Aku masih menghitung setiap kali dia orgasme.

"You know, You've got 5 times orgasme and I want to give you 8 times orgasm.."
"Oohh.. Har you are too strong for me and I think I cannot stand it anymore".
"I won't stop it before you get more than 6 or 8 times". Sambil irama gerakkannya tidak berubah aku sempat mengobrol dengannya.

Lama sudah kami bersetubuh dengan keringat yang terus mengucur hingga Hildy sudah mencapai orgasmenya yang ketujuh. Kini akupun tidak dapat menahan pertahananku, kurasakan akan jebol juga orgasmeku. Kupercepat gerakkanku dengan memutar-mutar pantatku

"Hildy.. are you cumming? ..please cumm with me.. ooh.. i am cumming".
"Yes.. let's cum together.. oohh i am cumming.. oohh I crazy for you Har"

Kami sama-sama sudah tidak dapat menahan lagi orgasme kami yang kutunggu-tunggu itu. Aku sudah dapat menahan lagi orgasmeku, begitu pula dengan Hildy, dia semakin menjerit, aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, maka akupun mengeluarkan kata-kata jorok untuk membuatnya lebih terangsang sehingga proses orgasmenya akan lebih cepat lagi. Ketika puncakku akan datang kutarik penisku dari dalam vaginanya dan kutumpahkan spermaku di atas perutnya sambil tanganku masih sempat memainkan klitorinya dan mulutku menciumnya dengan buas agar proses orgasme kami berbarengan. Kami sama-sama mengeluarkan erangan yang keras. Kemudian kamipun sama-sama lemas dan aku terkulai lemas di sampingnya.

"Har, I've never got cumm 8 times, this is the first time I got it.. ohh you are so strong.."

"Thanks Hildy.., but you see this is proof that even Indonesian is small but strong.. he he.. do you agree with that?".

"Yes I agree with you he he.."

"So don't look that I am small man but I can make you satisfy many times.., and you know the next door my friend when she fucked with a tall guy and big one and western guy but she never satisfy.. so I am better then him.. he he.. sorry am just teasing you".

"I know you just teasing me but anyway that is true Har.. cause most of them do not care about our satifaction".

Kami mengobrol tentang sex dan aku selalu memberikan komentar tentang diriku dan keperkasaan orang Indonesia, aku berbuat seperti itu karena selain badanku kecil dan kebanyakan orang Indonesia seukuran denganku (mayoritas) tapi keperkasaannya terkadang lebih jantan daripada orang bule yang berbadan besar. Kini Hildy dapat menyadari bahwa walaupun orang Indonesia kecil tapi mereka perkasa dan dia kini beranggapan bahwa tidak semua orang besar dengan penis besar dapat memuaskan perempuan.

Hingga siang hari lewat kami lupa untuk makan siang karena keasyikan ngobrol, kemudian akupun mengantarnya pulang ke rumahnya. Di rumahnya kami ngobrol lagi dan teman-temannya melihat kami akrab kemudian mereka memberikan senyuman yang menurutku penuh dengan arti. Hildy melirik kepada mereka dan kemudian dia menghampiri mereka dan tertawa. Aku sangat ingin sekali apa yang mereka bicarakan dan aku dapat jawabannya ketika kawannya yang bernama Natalie datang menghampiriku.

"Hildy said that you are so strong.. he he.. how big is your cock Har"

Aku tidak menjawabnya hanya dengan senyuman karena malunya yang gak ketulungan. Setelah mengobrol dengan topik yang lain kemudian Natalie pamitan.

"Ok strongman, see you in a bit"


"See you, bye"

Tak lama Natalie pergi Hildy menghampiriku lagi dan dia sudah bersiap-siap untuk mandi. Hildy mengajakku mandi bareng, tentu saja aku senang sekali dengan ajakannya. Kamipun pergi ke kamar mandi sama-sama dan mandi bareng dengan saling mengguyur badan kami dan Hildy menyabuniku dan memandikanku begitu pula aku menyirami badannya.

Kamipun sama-sama pergi ke tempat pertemuan kami untuk makan malam bersama. Itulah pengalamanku yang sangat mengasyikkan dan setelah kejadian itu aku tidak pernah mengalami pengalaman yang serupa lagi di tahun-tahun berikutnya. Hanya sebatas ciuman dan remasan saja aku mengalami dengan bule tidak sampai berhubungan seks. Bahkan ketika aku punya pacar lagi orang bule kami hanya sebatas ciuman dan remasan di daerah sensitifnya, kami tidak melakukan seks karena pacarku itu bilang bahwa dia masih perawan dan aku percaya karena umurnya masih sangat muda walaupun sudah tamat dari Universitas.